Bab 44. Ulang Tahun

605 87 6
                                    


Dua peristiwa besar terjadi pekan ini. Pertama, kabar menggembirakan dari Soni dan Tyas yang baru melangsungkan pernikahan mereka di Jakarta. Kedua, kemenangan NBC News yang berhasil memenangkan penghargaan Film Dokumenter terbaik di Amsterdam.

Nathan dan Indah melakukan panggilan vidio call dengan Soni. Di Jakarta sekarang sudah pukul 2 siang. Sedangkan di Wales baru pukul 8 pagi.

"Selamat Soni!" Indah melambaikan tangan ke arah kamera ponsel Nathan.

Soni dalam balutan pakaian putih-putih, pakaian pernikahannya, tertawa riang melihat kedua teman Belandanya itu tiba-tiba melakukan vidio call.

"Selamat atas pernikahanmu, bro. Semoga berbahagia selalu!" Nathan di samping Indah ikut menambahkan.

"Terima kasih, Terima kasih. Ayo menyusul, bro. Menikah itu asyik lo!"

Soni yang baru 3 jam lalu melangsungkan Akad Nikah, sok-sokan mengajak kedua temannya cepat menyusul, seakan menikah itu gampang sekali seperti membeli cemilan di supermarket.

Nathan dan Indah terdiam. Wajah mereka sama-sama salting mendengar ucapan Soni.

Vidio call itu tidak berlangsung lama karena Soni harus bersiap untuk acara resepsi nanti malam. Sebelum sambungan vidio diputus, Soni masih saja meyakinkan Nathan kalau menikah seasyik itu, tidak ada ruginya, bakal menambah kejantanan milik mereka. Membuat Indah di sebelah Nathan memijit kepala mendengar percakapan dewasa itu.

Saat vidio call terputus, keduanya sama-sama mengela napas dalam di sofa ruang keluarga.

"Indah."

Gadis itu menoleh. Tiba-tiba pandangannya jadi menegang menatap wajah Nathan.

"Ayo, kita bikin sarapan." Pria itu lekas berdiri. Pandangannya pun lebih banyak menatap lantai ruangan, bukan menatap wajah lawan bicaranya.

Indah di sebelah Nathan ikut membuntuti pria itu ke dapur. Entah mengapa, setelah percakapan dengan Soni tadi, keduanya jadi salting sendiri beraktifitas pagi ini mempersiapkan sarapan mereka.

Dua buah piring berisi potongan roti, irisan daging Sapi, omelette, dan sayuran rebus disajikan Indah di meja makan.

Karena gadis itu tidak pandai memasak, ia hanya ditugasi Nathan menata hidangan yang ia masak ke meja makan. Sedangkan pria itu lanjut membuat Smoothie untuk dirinya sendiri.

Sembari menunggu Nathan selesai membuat minuman kesehatannya, Indah asyik bermain ponsel melihat instastory dari teman-temannya.

"Woah, tampannya." Indah bicara sendiri memuji tampilan Robin dalam balutan jas mahal, sedang memegang piala.

"Siapa yang tampan?"

Indah menurunkan layar ponsel melihat Nathan duduk di hadapannya sambil membawa Smoothie.

"Temanku. Robin." Gadis itu membalik kamera ke arah Nathan.

Nathan langsung mengerucutkan bibir melihat foto Robin sedang memegangi piala di atas red karpet.

Sekilas, pria itu terlihat sangat macho mengenakan setelan jas mahal. Tetapi, saat tahu tingkah aslinya, Nathan langsung bergidik geli mengingat Robin menjilati lidah, saat mereka berdua melakukan vidio call bersama beberapa waktu yang lalu.

"Dia menang apa?" Nathan buru-buru membalik kamera ke arah Indah.

"Itu, film dokumenter yang aku buat di Garut. NBC News memenangkan penghargaan Film Dokumenter terbaik tahun ini."

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang