48

492 8 0
                                    

Kay merebahkan tubuhnya dengan kasar ke kasur yang dirindukannya dari beberapa malam yang lalu. Ia tidak kembali ke apartemennya untuk beberapa hari karena tip yang diberikan Miracle. Tentang Agatha. Dan keberadaannya.

Ia mengangkat dokumen yang ia bawa pulang, sejajar dengan pandangan matanya. "Apa ini pilihan yang tepat?" Gumamnya pada diri sendiri. Kay tahu, dengan dokumen itu ia akan terbebas dari permainan kejar-kejaran ini. Dan Isaac akan mengetahui dimana Agatha, mungkin saja membuat pria itu lepas dari dukanya atau apalah. Tapi bagaimana dengan sisanya?

Bagaimana dengan ayah Agatha? Apa pria itu akan menerima kenyataan kalau Agatha akhirnya bisa kembali? Lalu bagaimana dengan pacar psikopat gadis itu? Apa pria itu kali ini akan meninggalkan Agatha sendirian dan membiarkan gadis itu hidup bahagia tanpanya? Dan bagaimana kalau ternyata Agatha punya teman-teman buruk lain yang menginginkannya mati di suatu selokan kota?

Sejujurnya, Kay tidak tahu sisa dari rahasia Agatha Ivy bahkan setelah ia mempekerjakan detektif privat yang sudah mengumpulkan apa yang mereka bisa temukan. Entah beruntung atau pintar, kehidupan Agatha masih begitu samar bahkan dari semua investigasi yang sudah mereka lakukan. Yang sejauh ini dia tahu adalah Agatha datang dari keluarga Ivy, ia punya pacar bertabiat buruk, dan Isaac tak bisa melupakannya untuk suatu alasan.

Lalu, bagaimana Kay harus memulai percakapan untuk memberitahu Isaac tentang penemuannya?

"Hei, Isaac. Bro. Aku menemukan Agatha. Ayo kita rayakan malam ini lalu besok kita menemuinya!" Tidak. Terlalu bahagia. Isaac pasti tidak tahu bagaimana harus mencerna informasi itu dengan cepat.

"Hei. Isaac. Aku... menemukan Agatha. Di suatu tempat. Ia baik-baik saja." Tidak. Rasanya terlalu sedih. Seakan Kay menginginkan Isaac untuk tidak mengganggu Agatha lagi. Atau mungkin Isaac akan bereaksi sebaliknya dan bergegas mencari Agatha?

Ah! Kay menggerutu kepada dirinya sendiri. Kenapa dia harus berpikir sebanyak ini hanya untuk memberikan berita kepada Isaac. Tidakkah ini sama saja seperti memberita laporan keuangan perusahaan? Bukankah Kay sering melakukan itu? Kenapa kali ini dia jauh lebih gugup?

Kau tahu apa? Bodo amat. Kay mengeluarkan handphone-nya dan mencari kontak Isaac. Ia tidak mau berpikir lebih lama. Sebaiknya, ia langsung beritahu saja dengan persediaan kosakata di pikirannya dan membiarkan Isaac untuk berpikir sendiri tentang apa yang harus ia lakukan.

Isaac mengangkat panggilan dari Kay di dering keempat. Tanpa menyapa Kay langsung mengatakan berita yang ia miliki tanpa berpikir lebih panjang tentang susunan kata yang tepat.

"Isaac. Ketemu. Agatha."

'...Hah?'

Kay mengerjapkan matanya, segera terkejut tentang seberapa buruk kalimat tanpa persiapannya itu.

'Kay, jangan buang-buang waktuku seperti ini.' Isaac menghela napas di ujung lain telepon.

"Maksudku. Aku sudah menemukan Agatha. Dan.. mungkin.. kau.. mau tahu.. atau apalah." Kata Kay terbata-bata, masih terlalu terkejut dengan kalimat pertamanya."

Isaac terdiam untuk beberapa saat. 'Kau.. apa?'

"Aku menemukan Agatha."

'Hah?'

"Hah?"

Kay kembali mengerjapkan matanya. Ia harus mengatakan apalagi setelah ini?

'Kau menemukan Agatha?'

"Ya. Aku, Kay—saudara laki-lakimu, menemukan Agatha."

'Baiklah..'

Kay mengernyitkan dahinya. Reaksi apa-apaan itu? "Baiklah, katamu? Baiklah?! Apa kau sudah benar-benar gila?! Aku jatuh bangun mencari dia dan jawabanmu adalah 'baiklah'?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toy For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang