24 - 𝓡𝓾𝓶𝓸𝓻 𝓗𝓪𝓼 𝓘𝓽

4.6K 171 1
                                    


Aku kembali! >♡<

***

Sinto kembali ke apartemennya sambil membawa foto itu. Isaac Hilton rupanya yang mengganggu pikiran Lucas. Sinto pun akan merasa terganggu kalau di sekitarnya ada seorang Isaac Hilton.

Tapi Sinto tak habis pikir. Hanya karena wanita, pria sekelas Lucas sampai meminta bantuan kepada seorang pendosa besar seperti Sinto.

Pria itu mendengus ketika melihat foto itu lagi. Ia menghembus permen karetnya menjadi balon sampai permen di mulutnya itu pecah. Ini menarik. Proyek ini menarik untuknya.

Tapi ia tidak tahu celah apa yang Isaac punya. Setidaknya celah untuk menghancurkan perusahaan Isaac.

Sinto menoleh pada kekasihnya yang sedang duduk manis, menonton TV di ruang sebelahnya. "Sayang, bisa kesini sebentar?"

Kekasihnya menoleh lalu berdiri dan menghampiri Sinto. "Apa kau kenal ini?" Tanya Sinto sambil menyodorkan sebuah foto. Foto Isaac. Kekasihnya segera mengangguk. Ia mulai menggerakkan tangannya. Memberikan simbol-simbol bermakna yang dapat diterjemahkan Sinto. Sebuah bahas isyarat. "Dia bukan pria baik-baik," kata kekasihnya dengan gerakan tangannya. "Kantor ayahku sering mencoba mencari berita tentangnya. Tapi mereka selalu gagal." Lanjut wanita itu. "Dia pria tidak baik yang punya banyak uang. Jadi dia terasa seperti belut, segera tergelincir dengan mudah dari genggaman."

"Hm." Sinto terpikirkan suatu ide. "Kalau aku berikan berita tentangnya untuk kalian. Apakah ayahmu akan senang?" Tanya Sinto. Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Berita pria ini akan jadi headline senegara kalau sempat bocor, ayahku akan sangat senang."

Sinto tersenyum lalu mengecup pipi wanita itu. "Ya sudah. Aku balik kerja dulu." Kata Sinto sambil mencium bibir gadis sekilas. Wanita itu mengelus puncak kepala kekasihnya sejenak lalu beranjak pergi.

Kalau kata-kata kekasih Sinto benar, kemungkinan besar Isaac punya catatan kriminal atau sesuatu yang disembunyikannya di suatu tempat 'kan? Seperti penggelapan uang dalam jumlah besar atau pembunuhan?

Sinto bisa mencari itu. Tapi ia tidak yakin hasilnya akan seperti yang ia harapkan atau tidak.

Ia pernah mendengar soal Isaac ini. Waktu ia masih SMA. Sekolah Sinto dulu berseberangan dengan sekolah internasional tempat seorang Isaac katanya belajar. Suatu kebetulan yang menarik untuknya.

Isaac terkenal awalnya karena dia membawa mobil yang harganya miliaran dengan lecet sana sini, kata teman Sinto itu karena semalamnya dia baru balapan liar. Lalu setelah itu ia tinggi dan berambut coklat menuju pirang dengan kulit putih dan mata hazel. Cewek macam apa yang tidak terpikat dengannya, pikir Sinto pada masa itu.

Rumor yang dia dengar waktu itu adalah Isaac meniduri semua perempuan yang ia tahu masih perawan, lalu ayahnya yang sama brengseknya seperti Isaac menyumpal mulut para perempuan itu dengan uang yang banyak. Seperti menyogok anak kecil yang menangis dengan sebuah permen lolipop warna-warni.

Sinto kira hanya sampai situ kegilaan Isaac. Tapi setahun yang lalu ketika ia muncul di reunian, pergunjingan tentang Isaac Hilton yang bahkan tidak bersekolah di sekolahnya tetap terjadi. Apalagi di kalangan teman perempuannya.

Setelah ia debut menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar, nama Isaac kedengaran sangat merdu untuk disebutkan. Semua orang mengelu-elukannya. Sinto sendiri tidak perlu mendengar semua itu dari mulut bau teman-temannya yang pandai bergosip. Ia bisa mencari semua informasi itu sendiri.

Tapi gosip seperti itu kurang. Gosip begitu saja kurang untuk membuat seorang Isaac hancur bersama dengan nama keluarganya yang harum itu. Ia butuh lebih. Tapi apa?

Toy For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang