14 - 𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓞𝓻 𝓝𝓸𝓽 𝓣𝓸 𝓑𝓮

7.6K 279 7
                                    


Isaac segera menarik Agatha ke dalam rumah. Gadis ini perlu dihukum, pikir Isaac. Pria itu segera menghempaskan Agatha ke dalam kamarnya. Isaac ingin menandai setiap sudut kamar Agatha dengan cairan putihnya. Supaya gadis itu dihantui terus oleh Isaac. Supaya ia sadar dan tunduk padanya.

Agatha menoleh takut kepada Isaac yang menutup dan mengunci dua pintu besar itu. Gadis itu bahkan tidak bisa menelan ludah dengan benar. Tubuhnya tidak merespon perintah dari otaknya dengan baik. Oksigen pun terasa tipis di sekitarnya. Agatha sadar ia benar-benar terjebak. Ia takut.

"Isaac.." Panggilnya. Tapi Isaac segera mengunci bibir Agatha rapat-rapat dengan bibirnya. Pria itu menggigit-gigit bibir Agatha kecil. Agatha mendesah kecil dari rasa perih dan nikmat yang ia rasakan.

Isaac terus melumat dan menjelajahi bibir dan seisi mulut Agatha selagi kedua tangannya sibuk membuka resleting baju Agatha. Pria itu mengintip sedikit ke bawah untuk melihat dua payudara sintal Agatha yang dibalut bra hitam berenda. Pria itu segera menarik bra itu turun dan meremas payudara Agatha kencang.

Agatha meringis kencang ketika merasakan remasan di salah satu daerah sensitifnya. "Isaac.. Maafkan aku." Kata Agatha pelan. Ia tidak suka Isaac yang ini. Ia tidak suka dengan Isaac yang bermain kelewat kasar padanya. Tapi Isaac seakan menutup pendengarannya akan permintaan Agatha dan hanya mendengarkan kata hatinya. Ia hanya akan melakukan apa yang ingin lakukan sepuasnya sekarang.

Isaac mendorong tubuh Agatha turun supaya gadis itu berlutut di hadapannya. Agatha mulai terisak. Tubuhnya gemetaran dan hatinya mencelos berkali-kali. Mulut gadis itu gemetaran. Ia tidak menginginkan ini. Tubuhnya tidak menginginkan ini. 

Isaac mengeluarkan miliknya yang sudah tegang lalu menarik rambut Agatha supaya kepala gadis itu mendekat ke miliknya. "Kau suka ini 'kan? Kau suka dikasari seperti ini 'kan?" Tanya Isaac sambil menggeram. Ia sudah dibutakan nafsu.

Pria ini jelas-jelas mabuk. Agatha sadar itu. Atau ia sedang sakau? Apa Isaac masih memakai narkoba? Pikiran Agatha berkecamuk. Tapi tuannya terus menabrakkan pipi Agatha ke batang keras yang ada di hadapannya. Mau tidak mau Agatha membuka mulutnya. Membiarkan junior Isaac menghentak masuk kedalamnya. Agatha tak bisa bernapas. Isaac mendorong miliknya sampai ke tenggorokan Agatha. Mata gadis itu mulai dibasahi air mata. Ia tidak menginginkan ini.

Isaac menghentak keras ke dalam mulut Agatha sampai ia merasakan orgasmenya. Agatha memuntahkan cairan milik Isaac ketika pria itu mengeluarkan miliknya dari dalam mulut Agatha. Isaac menarik rambut Agatha lagi supaya gadis itu berdiri. Isaac memutar tubuh Agatha dan menyibakkan roknya lalu segera melepaskan celana dalam Agatha. Pria itu meraba milik Agatha dengan jari jemarinya yang hangat.

Agatha segera mendesah dan mengerang ketika Isaac menyapu klitorisnya dengan jari-jari Isaac. Isaac menahan tubuh Agatha dengan tangan kokohnya sambil terus mengacaukan Agatha dibawah sana dengan tangannya. "Isaac nggh! Kumohon.. janga ahh! Jangan ahhnn!" Isaac tidak mendengarkan Agatha lagi dengan baik. "Isaac! Kau kenapa nnh! Ahn ah ah"

Isaac tak menjawab. Ia sudah gila. Untuk Agatha ia gila. Ia takut. Ia takut kehilangan Agatha. Isaac kesal pada dirinya. Ia kesal pada Agatha yang tidak mendengarkan perintahnya dengan baik. Ia takut kehilangan lagi. Ia tidak ingin sendirian lagi. Ia sadar yang ia lakukan ini salah. Agatha tidak pantas diperlakukan seperti barang. Tapi ia takut. Ia marah.

Agatha mengerang lebih keras ketika ia mencapai klimaksnya. Isaac menghentikan tangannya ketika Agatha sudah tak lagi mengejan. Pria itu menghela napas lalu memeluk tubuh Agatha. Amarahnya reda. Mungkin karena suara desahan Agatha yang memabukkan atau dia memilih untuk berhenti marah.

Agatha menoleh kepada Isaac yang mengistirahatkan kepalanya di pundak Agatha. Pria itu kelihatan lelah. Mungkin dari bersetubuh dengan Agatha atau ada hal lain?

Toy For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang