Selamat Membaca!
|
•
|
•
|
•
|Hari rasanya berjalan dengan sangat cepat. Baru semalam ia merasakan makan bersama meskipun hanya dengan Sean dan Anin. Ia ingin sekali makan bersama dengan ayah dan saudaranya yang lain. Sepertinya itu satu hal yang sangat sulit untuk ia gapai dan mungkin tidak akan pernah terwujud.
Pagi ini, di kamar Adel terjadi kericuhan antara Sean dan Anin. Mereka adu argumen karena bingung siapa yang akan menjaganya, pasalnya mereka berdua harus pergi ke kantor. Adel yang terusik langsung duduk dan itu membuat kepalanya sedikit pusing. Melihat mereka yang malah makin menjadi, Adel segera menengahi keduanya.
"Kalian kalau mau ke kantor tinggal berangkat aja, Adel gak papa gak ada yang nemenin," ujarnya menatap keduanya.
"Nanti mereka macam-macam kalau kamu sendirian," balas Sean. "Abang panggilin Ferrel aja ya buat nemenin kamu disini," sambungnya.
"Enggak usah Adel bisa sendiri. Ferrel pasti capek jagain aku di rumah sakit, biarin dia istirahat bang kak. Kalian gak perlu khawatir aku bisa jaga diri," ucapnya meyakinkan keduanya. Tetapi dirinya sendiri saja juga ragu, apakah ia bisa? Sean dan Anin saling tatap, mereka berdua ragu meninggalkan Adel di rumah tanpa ada yang menemani. Namun kantor sangat membutuhkan keduanya, apalagi sedang ada beberapa masalah yang harus segera diselesaikan.
"Nanti kalau urusan di kantor selesai, abang bakalan cepat pulang. Kamu baik-baik di rumah, kalau ada apa-apa kabarin abang," ujar Sean mengecup kening Adel begitupun dengan Anin melakukan hal yang sama. "Jangan lupa kabarin ya," ujar Anin yang udah seakrab itu dengannya.
Adel mengangguk, "Kalian berdua hati-hati," katanya mengingatkan, sebelum abang dan calon kakak iparnya benar-benar berangkat.
Selang beberapa menit, Adel mendengar suara langkah kaki mendekati kamarnya. Ia sudah was-was siapa yang akan masuk, ketika sosok tersebut berdiri di pintu dengan menatapnya tajam, hal itu membuatnya semakin ketakutan.
"Harusnya tadi terima tawaran abang, bukan malah sok kuat. Nyatanya lo memang selemah itu Del," sesalnya dalam hati, pergelangan tangannya sakit karena ditarik paksa olehnya.
"Apa saja yang kamu beli sampai menghabiskan uang saya sebanyak itu hah!" ujar Kenzie tepat didepan wajah Adel, sampai gadis itu terpejam ketakutan melihat wajahnya.
"Adel sama sekali gak beli apapun apalagi pakai uang ayah," jawabnya. "Apa ayah lupa, kalau ayah sama sekali nggak pernah kasih card ke aku," sambungnya mengingatkan.
Kenzie terdiam, lalu melepaskan cengkeramannya pada tangan putrinya. Kemudian menatap gadis itu...
Plak!
"Sampai kapanpun kamu akan tetap salah dimata saya," teriaknya sambil membenturkan kepalanya ke dinding dengan sangat kuat.
"AMPUN AYAH SA-SAKIT..."
Kenzie semakin menggila saat mendengar jeritannya. Ia meraih cutter yang ada di meja belajar. Lalu mendekatinya lagi membuat Adel ngesot mundur. Kenzie menarik pergelangan tangannya yang sudah bergetar. Sungguh Adel sangat ketakutan disaat ayahnya sudah memakai benda tajam.
"A-AYAH JANGAN! TANGAN ADEL BUAT NGELUKIS YAH! ADEL MOHON JANGAN! ARGHH..."
Ujung cutter itu menancap di telapak tangannya. Darah bercucuran di lantai dengan sangat banyak. Kenzie semakin menekan sampai membuat Adel semakin menjerit kesakitan. Setelah puas pria itu langsung meninggalkannya begitu saja.
Tidak sengaja matanya menangkap seorang perempuan yang mengintip dari arah pintu. Adel menatapnya seakan meminta pertolongan. Namun dia malah berlalu pergi begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/369120409-288-k408626.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR?! | END✅
Novela Juvenil"Suatu saat nanti jika aku udah gak bisa bertahan lebih lama, bunda tolong jemput aku ya" Natasha Adelia Hapsari. Start: 25 Mei 2024 End: 04 September 2024 *** #1 in adeljkt48 (12-09-2024) #3 in ferrel (12-02-2025) #2 in kenzie (15-02-2025)