|27| Christy Dalam Bahaya

1K 105 3
                                    

Selamat Membaca!
.
.
.
.
.

Setelah penerbangan selama sekitar 2 jam, Adel akhirnya tiba di bandara. Dia juga sudah menghubungi orang tersebut untuk menjemputnya.

"Nona, apa mau saya antar saja. Ini udah larut malam gak baik buat kesehatan," ujar bodyguard tersebut.

"Katanya bos sudah ada diparkiran," ucap bodyguard satunya.

"Ya udah kita kesana aja"

Adel berjalan mendahului. Begitu tiba di area parkir, pandangannya langsung tertuju pada mobil kakaknya. Ia mengetuk kaca mobilnya dan barulah dia keluar dari kendaraan.

"Kenapa nekat banget sih? Tubuh kamu belum pulih pasca kemo tadi," omelnya sambil memeluk tubuh adiknya.

"Aku baik-baik aja kak Anin sumpah deh, ayok pulang aku mau istirahat," ucap Adel lalu melerai pelukannya dan masuk mobil.

"Kalian berdua boleh pergi," titah Anin pada kedua bodyguardnya.

"Baik bos"

"Ferrel nggak ikut kamu dek," tanya Anin setelah kembali masuk ke mobil.

"Katanya masih ada urusan sama oma dan opa. Paling besok baru bisa nyusul," balas Adel.

"Urusan apa?" Adel mengangkat bahunya tanda tidak tau.

"Gak ada yang tau kan kak kalo aku pulang?" tanya Adel melihat kearah kakaknya yang sedang fokus menyetir.

"Aman, kita pulang ke rumah aja ya. Papa sama mama pasti senang dikunjungi anak bontotnya," ucap Anin tersenyum.

"Yah kak, masa ke rumah sih. Aku nggak bawa oleh-oleh loh, nggak enak tau gak bawa buah tangan," ucap Adel cemberut.

"Bilang aja malu ketemu mereka, bukannya udah sering vc-an," sahut Anin melirik Adel dengan bibir monyongnya.

"Jangan samakan vc ama ketemu langsung dong kak, aduh jadi deg-degan gini," ucapnya mengelus dadanya yang berdetak lebih cepat.

"Santai aja dong, nggak akan gigit kamu juga kok," balas Anin tertawa kecil.

"Males banget sama kak Anin, mending aku tidur aja," ucap Adel ngambek.

"Ya udah tidur aja, nanti kakak bangunin kalo udah nyampe," seru Anin melirik calon adik iparnya.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti di halaman rumah. Anin yang tidak tega pun langsung memanggil papanya untuk menggendong Adel, ia tak akan kuat menggendongnya.

"Udah dari tadi ini tidurnya," tanya papa.

"Iyaa, tadi pagi dia habis selesai kemo terus malamnya langsung berangkat kesini," jawab Anin.

"Kenapa enggak kamu cegah sih kak?" tanya mama.

"Udah ma tapi anaknya memang keras kepala," balas Anin mengikuti papanya ke kamar.

.
.
.
Pagi telah tiba, Anin dan Adel bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Setelah sarapan, keduanya segera berangkat. Anin memutuskan untuk mengambil cuti agar bisa menemani Adel seharian penuh.

"Dokter Keenan beneran lagi deket sama Christy kak?" tanya Adel yang agak kurang percaya.

"Sesuai yang kakak katakan waktu itu. Kenapa kamu nggak setuju?" tanya Anin penasaran.

"Setuju-setuju aja asalkan baik, bisa jagain Christy, bisa bahagiain Christy juga," ucap Adel.

"Bagus deh. Kamu udah yakin dek?" tanya Anin tidak rela dan hanya dibalas anggukan saja.

Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah sakit. Anin dan Adel turun dari mobil dan menuju ruangan dokter Keenan. Mereka memiliki urusan penting yang perlu segera diselesaikan.
.
.
.
Dilain sisi, Christy sedang berada di sekolah. Tadi pagi Sean lah yang mengantarnya, karena Keenan ada panggilan dadakan dari rumah sakit, jadi tidak bisa mengantarnya. Saat ini masih waktu istirahat, Christy dkk sedang makan di kantin.

Tiba-tiba perutnya terasa tidak nyaman, rasa mual kembali muncul. Christy meminta izin pada temannya untuk pergi ke toilet. Setibanya di sana, ia langsung memuntahkan semuanya. Setelah merasa lega, Christy keluar dari toilet dan hal tak terduga ia bertemu dengan mantan pacarnya yang sedang tersenyum.

"Kita ketemu lagi," ucap Zico mendekati Christy yang terus mundur karena takut. "Jangan takut sayang, aku nggak akan nyakitin kamu kok," ucapnya lagi.

"Gue cuma mau ngajakin lo ngobrol berdua, kasih kesempatan buat gue jelasin semuanya Chris," ucap Zico mencoba menggenggam tangannya.

Zico tersenyum saat tangannya nggak ditepis. "Ayo ikut gue dulu, bolos sekali-kali juga gapapa kali. Udah tenang aja lo gak bakalan dapet nilai jelek kok." Christy mengangguk, sebenarnya ia masih sedikit memiliki rasa padanya.

Zico mengemudikan mobilnya ke suatu tempat. Saat tiba di sana, Christy kaget melihat dirinya dibawa ke gudang kosong yang terbengkalai.

"Ngapain sih kita kesini? Katanya mau ngobrol nggak perlu lah bawa gue kesini juga, ke taman kan juga bisa," ucap Christy mulai khawatir dan ketakutan.

"Tenang aja udah gue rubah kok didalamnya, tampilan luarnya aja yang seperti ini. Gue maunya ngobrol berdua tanpa ada yang ganggu," ucap Zico terus menarik tangan Christy hingga masuk ke suatu ruangan.

"Lo duduk disini dulu, gue mau ngambil sesuatu. Tunggu bentar ya gak lama kok," ucapnya lalu keluar dengan senyum misterius.

Christy mulai merasa ada yang tidak beres. Saat hendak keluar dari ruangan, pintunya terkunci dari luar. Ketakutan melanda, tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan memegang bahunya. Dengan refleks ia menoleh ke belakang dan melihat 3 orang di sana, teman dekat mantan pacarnya. Christy merasa lega karena sekarang ia tau bahwa tidak sendirian.

"Eh kalian disini juga"

"Iya kan kita mau nikmatin tubuh lo," ucap Arka to the point.

"Maksud lo apa sih?" tanya Christy berusaha menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya.

"Ternyata lo sebodoh itu Chris, dengan mudahnya percaya omongan Zico. Dia hanya ingin balas dendam karena lo cewenya ninggalin dia begitu saja," ucap Kevin menarik paksa Christy dan menghempaskannya di ranjang.

"Gue dulu yang pake," ucap Ega yang udah gak sabar.

"Enggak bisa gitu dong gue dulu," ucap Arka.

Disaat mereka sedang berebut. Kesempatan buat Christy untuk kabur lebih banyak. Baru saja membuka pintu dihadapannya sudah ada Zico yang tengah menatapnya. Zico mencengkram dagu Christy hingga gadis itu kesakitan.

"Lepasin Christy!" teriak Adel yang baru sampai. Entah siapa yang mengabari dan memberitahu lokasi tersebut, tidak ada yang tau.

"Wah ini dia pahlawannya, bisa apa lo buat nolongin adek lo ini," ucap Zico mengejek.

Tanpa aba-aba, Adel memelintir tangan Zico dengan sekuat tenaga. Hingga berbunyi dan dipastikan tangannya patah saat itu juga. Adel menarik Christy agar berlindung dibelakangnya.

"Arghhhh s-sakit..." ringisnya.

TBC.

Masih nyambung gak sih?

Jangan lupa vote dan komen
See you next chapter!

TAKDIR?! | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang