LAP 33 ǀ Marseille

89 20 24
                                    

Jangan lupa cek teaser video YOM, ya!Bab-nya ada di urutan kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa cek teaser video YOM, ya!
Bab-nya ada di urutan kedua.

Happy reading!

.
.
.

⋇⋆✦⋆⋇

"Iya, Ma, aku sudah mendarat."

"Syukurlah. Kau sudah bertemu dengan Kieth?"

"Dia di sini? Ma, sudah kubilang tidak usah menjemput."

"Kau bisa tersesat, Sayang."

Hervé memutar bola matanya, lalu melihat ke arah Valentino yang sedang membawa koper miliknya. "Aku bukan anak kecil lagi, Ma. Lagipula aku bersama Vale di sini."

"Vale siapa?"

"Bodyguard-ku."

"Sejak kapan kau punya bodyguard?"

"Sejak-" Atensi Hervé teralihkan oleh seorang pria dewasa berbingkai wajah tegas dengan berewok tebal terawat rapi melambai ke arahnya. "Sudah dulu, ya, Ma. Aku melihat Kieth di depan."

"Baiklah. Hati-hati di jalan, Ma Fille."

Hervé memasukkan ponselnya ke dalam saku mantel dan berjalan ke arah Kieth.

Kieth dan ibunya Hervé, Noémie, sudah berteman sejak duduk di bangku SMA. Keduanya sama-sama memiliki kisah pernikahan yang kurang mengenakan. Hubungan Kieth dan mantan istrinya berakhir karena mantan istrinya memilih hidup dengan orang lain dan meninggalkan Kieth dan dua orang putri.

Tidak lama kemudian, Teon juga menghapus keberadaannya dari keluarganya sendiri.

Kesamaan situasi menyatukan kembali Kieth dan Noémie, lalu mereka memutuskan untuk menikah setelah luka mereka pulih.

Awalnya Hervé tidak setuju dengan pernikahan mereka, tapi Kieth berhasil menaklukkan hati gadis itu. Hanya saja, Charlie masih menjaga jarak dari keluarga barunya, bahkan ia sangat jarang berkomunikasi dengan Noémie---tidak banyak, hanya bertukar kabar melalui Hervé.

Walau hubungan Hervé dan Kieth baik-baik saja, tapi peran pria itu tidak bisa menutupi kekosongan figur seorang ayah di hatinya, mengingat Kieth juga memiliki dua orang putri yang jauh lebih muda darinya, jadi Hervé mau tak mau harus mengubur kembali harapan itu.

Kieth mendekat, melebarkan tangannya untuk menyambut gadis itu ke dalam pelukan.

"Bagaimana perjalananmu?" tanya Kieth sembari melepas pelukannya.

Hervé tersenyum. "Agak bosan, tapi semuanya baik-baik saja," jawabnya. "Terima kasih sudah datang menjemput, Kieth."

"Ah, jangan anggap aku orang asing, Hervé." Arah pandang Kieth kini beralih pada Valentino yang berdiri di belakang gadis itu.

Yesterday Once MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang