Happy reading!
.
.
.⋇⋆✦⋆⋇
Present ....
(Lap 34 | Revenge)Teon mendengkus kesal, mondar-mandir di hadapan Charlie sambil memikirkan cara alternatif untuk menghentikan keputusan yang dianggapnya bodoh itu. Teon kecewa, marah, dan juga kesal terhadap diri sendiri. Dia lupa untuk menempatkan Charlie ke dalam daftar resikonya.
Sampai akhirnya, kaki pria itu berhenti bergerak, kini tubuhnya kembali menghadap ke Charlie.
Teon melempar tatapan tajam sebelum membuka suara. "Batalkan kontrak itu," titahnya tersirat ancaman. "Batalkan sebelum terlambat."
Charlie menggeleng, senyum miring terpatri di wajahnya. "Tidak. Tidak jika kau masih menginginkan Hervé untuk naik kelas. Aku tidak akan membiarkannya."
Teon mengangkat alisnya. "Oh, aku mengerti sekarang. Kau takut?"
"Takut?" Charlie terkekeh. "Kau memanfaatkan Hervé di posisinya sebagai driver kelas utama kelak. Bahkan keluarga sendiri bisa berkhianat."
"Lalu apa bedanya denganmu? Selama ini kau memanfaatkannya juga, iya, kan?"
"Aku melindunginya."
"Dari apa?"
"Darimu."
"I am her father."
"The one who tried to kill her."
Teon tertegun, sebelun akhirnya ia melangkah lebih dekat ke arah Charlie. "Ini kesempatan terakhirmu untuk membatalkan kontrak Hervé dengan Chetaz. Tya tidak akan membiarkan hal ini terjadi dengan mudah, Charlie."
"Aku tahu apa yang kulakukan, dan ini demi kebaikan Hervé juga."
Teon merasakan emosinya sudah di ujung batas. Alih-alih melemparkan lonjakan amarah, bibirnya tersungging miring. "Aku masih tidak mengerti kenapa kau tega melakukan ini. She's your little sister, Charlie. Dia tidak tahu soal apapun ini. Hentikan tindakanmu. Sebagai gantinya, aku bisa menutupi kesalahanmu, Tya bukan satu-satunya orang yang memiliki akses di Conor."
Tidak ada balasan dari Charlie selain rasa skeptis yang masih menyelimuti dirinya. Dia tahu Teon memiliki akses tersebut, dan dia juga tidak lupa bagaimana karirnya sebagai seorang pembalap berawal. Namun, Charlie masih enggan untuk berhenti. Dia mulai merasakan kalau Tya dan Teon tidak ada bedanya, sama-sama menawarkan imbalan menyangkut karirnya hanya untuk memperebutkan gadis itu.
Keheningan di antara mereka membuat Teon menghela napas. Emosinya mulai mereda---setidaknya untuk saat ini.
"Dengar," kata Teon memecahkan keheningan. "Kau sudah dewasa, Charlie. Pikirkan langkahmu dengan hati-hati. Percaya padaku, bekerjasama dengan wanita itu tidak akan menyelesaikan masalah. Dia terobsesi, sudah di luar batas kemampuannya. Hal buruk bisa terjadi kapan saja, Charl, dan Tya bukan orang yang dengan senang hati mengampuni seseorang. Dia tidak memiliki hati. Mungkin saja perkataannya manis, mungkin kau tergiur dengan tawaran yang dia berikan, tapi percayalah, kau akan segera menyesalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yesterday Once More
Roman d'amourDalam perjuangannya untuk pulih dari cedera parah yang membuatnya absen dari dunia balap, Hervé Litto dihadapi masalah percintaannya dengan seorang driver DNCR berkebangsaan Spanyol, Marc Moreno. Di sisi lain, tim yang menyelidiki penyebab kecelakaa...