23. USAHAKAN KEBERSAMAAN 🦣

741 123 56
                                    

[USAHAKAN KEBERSAMAAN]

▪️▪️▪️

Setelah merasa cukup akan pelukan temu kangen tadi, Awan dan Gema kembali beristirahat di kamar yang sama. Berawal dari Gema yang tidak ingin sama sekali melepaskan Awan, alhasil Gema dipindahkan ke kamar sang adik. Setelah lelah menangis, akhirnya Gema pun jatuh tertidur sambil terus menggenggam tangan adik tersayangnya.

Sedangkan Awan sendiri duduk di samping tempat tidur Gema, ia terus memandangi wajah teduh Gema yang sedang tertidur. Rasanya rindu sekali ia akan pemilik wajah tampan nan menenangkan ini. Ia usap pelan rambut tebal sang kakak guna menenangkan kakaknya yang beberapa kali gelisah dalam tidurnya.

"Sebenarnya apa yang telah kakek lakukan pada Abang hingga Abang seperti ini?" Lirih Awan berbisik pada Gema.

Ia dapat melihat kakaknya lebih kurus dari terakhir kali bertemu, juga terlihat beberapa bekas luka di tubuh sang kakak. Ia cukup kesal kepada kakeknya yang ia yakini sang kakek lah yang menyebabkan ini semua. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun lagi, semua sudah terjadi dan kakeknya juga sudah mengembalikan kakak tersayangnya.

"Awan berjanji akan menjaga Abang lebih baik lagi, tidak akan Awan biarkan Abang tersakiti lagi" bisik Awan lagi lalu mencium kening sang kakak.

"Awan sayang sekali pada Abang, jangan pergi lagi ya, Abang Gema" tidur Gema semakin lelap dan lebih tenang setelah mendengar kalimat yang baru saja Awan lontarkan.

Ketenangan ini sedikit terganggu setelah nenek dari keduanya masuk ke dalam kamar rawat mereka. Awan pun langsung menoleh saat mendengar pintu ruangan ini terbuka. Ia kira kedua orang tuanya, namun ternyata bukan. Awan menghela nafas pelan, takut-takut sang nenek membuat keributan, ia tidak ingin istirahat kakaknya terganggu.

"Abang sedang tidur, Nek.." ucap pelan Awan seakan memperingati Sara untuk tidak berisik. Mungkin sedikit tidak sopan, namun Awan lebih tidak ingin Gema terbangun dan mendengar kalimat ketus dari nenek mereka.

"Jadi dia benar-benar sudah kembali?" Tanya Sara sambil mendekati kedua cucunya.

"Heum .. abang sudah kembali, dan Awan pastikan abang tidak akan pergi lagi" sahut Awan kembali menatap wajah sang kakak.

"Baguslah, dia tidak lagi membuat keributan dan membuat putraku sakit lagi" ucap Sara mengalihkan pandangannya dari cucu sulungnya.

"Nenek juga pasti khawatir pada abang kan?" Ledek Awan yang mengerti maksud dari ucapan sang nenek.

"Tidak, untuk apa juga aku khawatir pada anak ini"

Awan hanya tersenyum melihat neneknya canggung dan masih denial. Ia tidak lagi menjawab ucapan dari sang nenek, ia biarkan neneknya ini memandangi sang kakak.

Sara pun ikut terdiam, ia menghela nafas pelan mengisyaratkan hatinya begitu lega telah memastikan cucu sulungnya ini telah kembali. Iya, cucu sulungnya, setelah kepergian Gema beberapa waktu yang lalu, Sara baru menyadari akan entitas Gema yang selama ini tak ia hargai. Dan ia baru sadar selama ini tak ada rasa benci dalam dirinya, itu hanya sebatas kemarahan akibat kesalahpahaman dalam hatinya. Ia baru menyadari jika, kejadian beberapa tahun yang lalu bukanlah kesalahan dari Gema seutuhnya, yang patut ia salahkan adalah ayah kandung dari cucu sulungnya ini.

Ia juga menyadari jika Gema adalah pelengkap untuk keluarga kecil putra bungsunya. Ia dapat melihat betapa hancurnya keluarga sang putra sesaat setelah kepergian Gema beberapa waktu lalu. Walau belum sepenuhnya, ia pastikan untuk kembali menyayangi Gema.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang