16. TAUTAN YANG TERLEPAS 🦣

915 147 44
                                    

[TAUTAN YANG TERLEPAS]

▪️▪️▪️

"Abang sayang Awan" sebuah gerakkan indah terlihat menawan dengan arti yang tak kalah indahnya.

"Begitu, kan?" Kali ini sang kakak bertanya kepada adiknya dengan gerakkan mulut yang pelan agar sang adik mengerti maksudnya.

Yang lebih muda hanya menganggukkan kepalanya, tanda jika gerakkan yang baru saja dibuat oleh kakaknya memiliki arti yang benar. Iya, keduanya saat ini sedang mempelajari bahasa isyarat agar dapat saling berkomunikasi lebih mudah, disebabkan kondisi Awan yang sudah tidak bisa mendengar apapun lagi.

Karena kondisi Awan yang masih belum pulih, dokter menyarankan untuk tidak menggunakan alat bantu dengar untuk saat ini, menunggu kondisi Awan agar lebih baik lagi. Alhasil, Abi dan Bila menggunakan jasa seseorang untuk mengajarkan mereka bahasa isyarat, tentu kedua anak kecil ini sangat antusias untuk mempelajari hal baru.

"Abang hebat" puji Awan dengan isyarat tangannya.

Keduanya sudah banyak mempelajari banyak kata dengan gerakkan tangan, membuat keduanya tidak tahan untuk menerapkannya. Kedua orang tua mereka pun cukup terharu karena Awan tak lama bersedih akan kondisinya. Sejak Gema sudah kembali mendekatinya, rasa sedih yang sempat hinggap pun langsung menguap tak bersisa.

"Bahagia selalu ya jagoan ayah dan ibu"

▪️▪️▪️

"Itu lego milik Awan, kembalikan..!!" Pekikan dari bungsu Bapak Abisatya mulai menggema pada sore hari yang tenang ini.

"Tidak akan Abang kembalikan sebelum kau kembalikan dulu bola basket Abang..!!" Balas si sulung tak kalah kerasnya.

"Jika Awan kembalikan Abang akan pergi, Awan tidak suka..!!" Sahut si bungsu lagi, berteriak di depan wajah sang kakak.

"Abang hanya bermain sebentar, tidak akan lama..!!" Pertengkaran mereka kali ini hanya perihal Awan yang tidak mengijinkan kakaknya bermain basket bersama teman-temannya.

"Tetap saja, Awan tidak mau..!!" Dan sang adik yang masih kekeuh akan keinginannya.

"Ya sudah ayo ikut saja kalau begitu..!!" Tawar Gema yang sudah hampir putus asa dengan pola sang adik.

"Tidak mau, Awan lebih suka rebahan di rumah" tolak Awan yang memang tidak suka berolahraga.

"Ya biarkan Abang pergi kalau begitu..!!" Sungguh saat ini Gema benar-benar frustasi menghadapi adiknya yang hari ini sungguh menyebalkan.

"Ishh .. Abang tidak sayang Awan, Abang lebih menyayangi basket jelek itu..!!!" Pekik Awan lagi sambil membanting bola milik sang kakak dan berlari meninggalkan Gema yang hanya mampu terdiam melihat pola sang adik.

Sejak keduanya berbaikkan kemarin, Awan tak lagi menutupi perasaannya. Dengan sadar, ia selalu bermanja dan ingin berada di dekat sang kakak. Begitu pula Gema yang kembali menempeli adiknya, namun keduanya bukan anak kecil lagi yang selalu dapat berdua. Tentu, Gema memiliki kesibukkan sendiri, namun Awan tetap pada pendiriannya yang tidak menginginkan Gema jauh darinya.

"Sore-sore yang indah ini mengapa bertengkar kembali, hm" tanya sang ayah yang tadi sempat mendapat sergapan dari si bungsu yang berakhir memeluk erat putranya.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang