22. KEMBALI 🦣

686 127 79
                                    

[KEMBALI]

▪️▪️▪️

Dua Minggu berlalu sejak Lyman memperbolehkan Awan bertemu Gema walau sebentar, dan sejak saat itu bagai ditelan bumi, Awan tak pernah terlihat lagi untuk mengunjungi sang kakak. Walau tak pernah mengatakannya secara gamblang, namun hati Lyman seakan berteriak jika ia merasa kehilangan. Walau hanya sebentar mengukir cerita singkat dengan Awan, rasanya kenangan itu begitu lekat di dalam hatinya.

Terlebih, keadaan Gema yang memburuk membuat Lyman dilanda kebimbangan. Sejak hari itu, Gema kembali mengalami kesulitan tidur, ia hanya memeluk lego pemberian sang adik dan menggumamkan nama adiknya. Siapapun yang masuk ke dalam kamarnya, ia akan menganggap mereka adalah Awan.

Sejak bangun dari tidurnya, nama Awanlah yang pertama kali diucapkan Gema, sejenak ia mengira jika kedatangan sang adik itu hanya mimpi. Namun, setelah ia melihat lego berbentuk bola basket di nakas sebelah tempat tidurnya, ia yakin jika adiknya benar menemuinya. Dan sejak itu, ia selalu memeluk lego tersebut sebagai pengganti sang adik.

"Waktunya makan" ucap Lyman seraya memasuki kamar sang cucu sambil membawa senampan makanan dan minum.

"Awan?" Lirih Gema dengan bibir pucatnya yang kering dan menatap sayu ke arah Lyman.

"Tidak ada Awan di sini hanya ada aku" jawab Lyman dengan nada datarnya.

"Awan .. Adik Awan .." gumam Gema lagi sambil mengeratkan pelukannya kepada lego yang Awan tinggalkan untuknya.

"Ayo makan dulu" bujuk Lyman kembali dengan lebih lembut.

"Tidak ingin makan, ingin adik Awan.." lirih Gema dengan sangat pelan.

"Adik Awan lucu sekali.." sambungnya sambil tersenyum tipis membayangkan ada sosok sang adik di depannya.

Hati Lyman terenyuh melihat betapa Gema begitu merindukan adiknya. Ia tahu, saat ini Gema dalam keadaan yang tidak bisa dikatakan baik, mentalnya sudah terganggu begitupun dengan kesehatan fisiknya. Namun, ia selalu denial jika ini hanya sementara, ini terjadi karena Gema belum terbiasa jauh dari sang adik. Namun, semakin lama keadaan Gema semakin jauh dari kata baik dan terus memburuk.

"Makan sekarang, atau aku hancurkan lego itu dan ku buat adikmu takkan bisa lagi melihat dunia" ancam Lyman yang sontak membuat Gema tersentak dan terlihat begitu ketakutan, ia semakin memeluk lego itu dan menjauhkannya dari Lyman.

"Tidak-tidak jangan .. jangan ambil Awan .. jangan sakiti Awan .. jangan .. jangan ganggu Awan lagi .." gumam Gema sembari mencari makanan yang Lyman bawa tadi.

Perlahan ia mendekati makanan tersebut sambil terus menggumamkan nama sang adik.

"Awan .. jangan sakiti Awan .. Gema makan .. Gema makan.." lirihnya sambil mengambil nasi putih yang berada di dalam piring itu dengan tangan kosong, ia ambil segenggam nasi tersebut lalu ia masukkan ke dalam mulutnya.

Tak semuanya masuk ke dalam mulut dan berceceran jatuh ke bawah, ia terus melakukan hal tersebut, mengambil sopnya dengan tangan kosong, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya yang membuat sop tersebut berceceran dan mengotori bajunya serta lantai.

Tangan Lyman mengepal kuat melihat bagaimana cara Gema memakan makanannya. Hatinya sungguh sakit melihat Gema selayaknya seekor hewan yang baru saja diberi makanan oleh manusia. Kakinya perlahan mendekat kepada Gema yang terus memakan makanannya tanpa teratur, bahkan ia bisa melihat air mata sang cucu ikut turun membasahi pipinya.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang