03. DIAM-DIAM🦣

1.3K 175 22
                                    

[DIAM-DIAM]

▪️▪️▪️

Bibir mungil yang sedari tadi merengut semakin melengkung ke bawah karena merasa hadirnya terabaikan oleh sang adik. Segala macam cara sudah Gema lakukan untuk menarik perhatian adik kecilnya, namun sepertinya sang adik lebih asyik bermain bersama balok-balok yang Gema sangat tidak suka itu. Baginya, balok-balok itu sudah merebut sang adik dan menggeser posisinya sebagai teman bermain adiknya.

"Adik, ayo belmain belsama Abang" di usianya yang menginjak lima tahun, Gema masih menjadikan sang adik teman bermain yang paling ia sukai. Bahkan ia masih ingin terus menempel bersama adiknya tanpa ingin berjauhan sedikit pun.

"Wan gi ain, bang" -Awan lagi main, bang- balas Awan tanpa melihat sang kakak, dan terus fokus menyusun balok-balok yang masih berantakan.

"Adik, itu jelek lebih baik belmain dengan Abang saja" masih dengan Gema dan segala bujuk rayunya dan tidak juga berhasil membuat adiknya memilihnya.

Ketidaksukaan Gema terhadap balok-balok itu semakin besar karena adiknya terlihat semakin mengabaikan presensinya sedari tadi.

"Gema benci lego" gumam Gema, karena baginya kehadiran lego membuat dirinya terlupakan oleh sang adik.

Itulah awal mengapa Gema sangat membenci permainan bernama lego tersebut.

▪️▪️▪️

"Ketuk dulu baru masuk" tegur Awan ketika melihat kakaknya memasuki kamarnya begitu saja.

Gema hanya diam dan terus masuk menghampiri adiknya.

"Kau ingin apa?" Tanya Awan ketika kakaknya sudah berada di depannya.

Tanpa berucap apapun, Gema menyodorkan sebuah kotak cukup besar kepada adiknya.

"Apa ini?" Tanya Awan lagi yang semakin bingung dengan tingkah sang kakak.

"Buka saja" ucap singkat Gema yang semakin menyodorkan kotak tersebut kepada Awan.

Awan mendengus kesal menghadapi pola kakaknya yang membingungkan. Alhasil, karena tidak ingin semakin kesal, Awan pun mengambil kotak tersebut dan langsung membukanya.

Matanya langsung berbinar saat melihat isinya, setelahnya ia mengalihkan pandangannya pada kumpulan lego yang tersusun di lemarinya. Lalu ia kembali melihat isi kotak di pangkuannya.

"Kapan kau mengambilnya?" Awan kembali bertanya, ia mempertanyakan lego bola yang kemarin Gema rusak dan belum sempat Awan perbaiki, karena memang ia tidak berniat untuk menyusunnya kembali.

Namun, ternyata kakaknya lebih dulu mengambil dan memperbaiki lego tersebut beserta satu lego berbentuk gitar yang sepertinya baru saja kakaknya susun.

"Sebelum hari ini tentu saja" ucap santai Gema menjawab pertanyaan sang adik.

"Ck. Menyebalkan, tapi terima kasih, kau susun ini sendiri?" Tanya Awan lagi yang terus memandangi lego yang baru saja sang kakak berikan.

"Heum .. jaga baik-baik, hargai pemberian orang lain" sahut Gema dengan nada dinginnya.

"Cih .. aku selalu menghargai pemberian orang lain, kau saja yang tidak menghargainya bahkan melupakannya" jawab Awan menyindir apa yang kayaknya lakukan tempo hari.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang