27. TIDAK PANTAS 🦣

739 113 43
                                    

[TIDAK PANTAS]

▪️▪️▪️

Setelah segala bujukkan dan pengertian, akhirnya Awan mengizinkan kakak tersayangnya untuk pergi mengikuti kegiatan kemah tahunan yang diadakan sekolahnya selama lima hari tersebut. Namun, entah karena terpaksa atau memang tak bisa jauh dari sang kakak, baru sehari ditinggalkan Awan sudah langsung jatuh sakit. Berawal dari demam tingginya yang tak mau turun, lalu disertai rasa sesak di dadanya yang begitu menyiksa.

Sepanjang malam, Awan sangat kesusahan tidur dan hanya menggumam memanggil sang kakak. Hingga, Abi dan Bila tak mempunyai pilihan lain selain menjemput si sulung untuk kembali ke rumah, mereka takut keadaan Awan semakin memburuk jika tak secepatnya mempertemukan bungsunya ini dengan si sulung.

"Maaf ya, karena adik sakit Abang harus meninggalkan kegiatan Abang" ucap sang ayah yang tidak tega melihat wajah murung Gema yang kembali ke rumah dengan sedikit paksaan.

Gema sangat khawatir dengan keadaan adiknya tentu saja, tapi tak dapat ia pungkiri jika ia sedikit kesal karena tiba-tiba dijemput ketika sedang dalam kegiatan yang baginya sangat menyenangkan dan ia sangat menikmatinya.

"Tidak apa, Ayah. Lalu di mana adik sekarang?" Tak ingin berlarut dalam rasa kesal dan kecewa, dengan sedikit menekan egonya, Gema langsung ingin menemui sang adik.

"Ada di kamar, ayo Ayah antarkan" Abi mengusap pelan rambut tebal putra sulungnya sebelum membawa Gema ke kamar Awan.

"Abang.." lirih Awan dengan sangat pelan saat melihat sang kakak memasuki kamarnya bersama sang ayah.

"Apalagi kali ini?" Tanya lembut Gema setelah berada di dekat adiknya dan sudah menggenggam tangan mungil adiknya untuk sekedar memberikan kehangatan.

"Awan tidak melakukan apapun, sakitnya saja yang datang tiba-tiba" adu Awan dengan nada memelas, mengharapkan belas kasih dari sang kakak.

Kali ini, Awan tidak memaki sakitnya yang tiba-tiba kambuh. Jika biasanya ia akan kesal saat sakitnya datang, namun kali ini ia malah bersyukur karena dengan ini kakaknya bisa kembali pulang. Tak peduli ia egois dan membuat sang kakak kesal, yang terpenting kakaknya sekarang sudah berada di dekatnya lagi.

"Adik benar, Abang. Kemarin saat sarapan tiba-tiba tubuhnya panas, lalu disusul nafasnya yang sesak" jelas sang ibu yang selalu disamping si kecil sejak kemarin.

"Sebelumnya apa yang Awan lakukan?" Tanya Gema lagi.

"Tidak ada, Abang" cicit Awan yang merasa terintimidasi dengan pertanyaan dan tatapan tajam Gema.

Gema masih diam tak bersuara, namun pandangannya belum juga turun, ia terus melemparkam tatapan tajam kepada adiknya. Sedangkan Awan yang menerima tatapan mencekam itu hanya terdiam dan gugup sekaligus panik.

"Awan hanya tidak bisa tidur malam kemarin karena rindu Abang, jadi Awan bermain game hingga pagi" cicit Awan mengakui kesalahannya.

Mendengar itu, Gema dan kedua orang tua mereka pun hanya menghela nafas pelan. Bungsunya bapak Abi ini memang sangat nakal sekali.

"Abang ingin istirahat" pamit Gema meninggalkan kamar sang adik menghiraukan Awan yang berteriak memanggil dirinya.

"Abang..!!"

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang