10. INTRO SEMPURNA 🦣

1K 132 63
                                    

[INTRO SEMPURNA]

▪️▪️▪️

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk si kecil Awan, karena detik ini usianya tepat memasuki tujuh tahun, dimana sebentar lagi ia juga akan memasuki sekolah dasar bersama sang kakak.

"Waahh kuenya besar sekali.." seru Awan saat melihat kue ulang tahun yang dibawa oleh sang ibu.

Tidak ada perayaan besar, hanya keluarga kecil Abisatya yang merayakan ulang tahun si kecil. Itu adalah permintaan Awan sendiri, karena ia lebih nyaman jika bersama ayah, ibu, dan kakaknya saja.

"Selamat ulang tahun Adik, semoga menjadi adik yang baik dan tidak bertambah nakal ya. Lebih sering bermain bersama Abang jangan bermain lego terus, Abang tidak suka. Jangan sering meminum susu milik Abang karena Adik kan punya susu sendiri, juga jangan sering-sering bermain hujan karena itu tidak baik, dan Abang yang akan dimarahi ibu karena Adik bermain hujan. Sudah itu saja, Abang sayang Awan" itu adalah kalimat ucapan dari Gema, namun daripada kalimat ucapan itu lebih layak keluh kesah sang Abang kepada adiknya.

Abi dan Bila hanya terkekeh mendengar ucapan Gema, sedangkan Awan terdiam dan memandang bingung ke arah kakaknya. Otak mungilnya masih berusaha mencerna kata demi kata yang sang kakak ucapkan.

"Awan juga sayang Abang" sahut Awan yang masih tidak mengerti kalimat panjang dari kakaknya, hanya kalimat terakhir yang si kecil itu paham.

Ketiganya tertawa mendengar jawaban polos dari si mungil.

"Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga menjadi anak ibu yang selalu baik dan manis ya, Nak. Jangan selalu berlari-larian nanti sering jatuh, abangmu yang menangis" ucap sang ibu sambil mencium pipi putranya.

"Selamat ulang tahun juga anak Ayah, nanti kita susun lego sama-sama ya, biarkan saja Abang semakin pundung" kali ini sang ayah yang memberi kalimat ucapan.

Mendengar ucapan sang ayah membuat Gema mengerucutkan bibirnya, ayahnya jahil sekali.

"Ayo potongan pertama ingin Awan berikan kepada siapa?" Tanya lembut Bila setelah membantu putranya memotong kue ulang tahunnya.

"Emm" gumam Awan sambil memperhatikan ketiga keluarganya. Senyum kecilnya terukir ketika sudah ada satu nama dalam otak mungilnya.

"Abang..!!" Seru Awan sambil menyodorkan kue tadi ke hadapan sang kakak.

Baginya sang kakak sangat istimewa untuknya, jika kedua orang tuanya bekerja maka sang kakak sang akan menjaganya. Ia juga selalu ditemani dan dilindungi oleh kakaknya dengan sangat baik.

"Waahh terima kasih adik Awan, adiknya Abang" sahut Gema setelah menerima potongan kue dari sang adik, tak lupa ia cium pipi gempal adiknya yang membuat Awan tersenyum simpul.

"Abang sayang sekali dengan Awan"

▪️▪️▪️

"Tiup." Titah Gema menyodorkan kue tart kecil dengan lilin yang sudah menyala di hadapan Awan.

Awan yang tadinya sedang belajar sontak kebingunan menerima perilaku sang kakak yang sangat tiba-tiba. Dia memang ingat jika ini adalah hari ulang tahunnya dan kedua orang tuanya juga sudah mengucapkan lewat ponsel tadi. Tapi ia tidak membayangkan jika kakaknya dengan sangat tiba-tiba menyodorkan kue kepadanya.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang