25. SALING BERPERAN 🦣

755 115 33
                                    

[SALING BERPERAN]

▪️▪️▪️

Setelah keadaan kedua putra Abisatya ini dinyatakan benar-benar baik, keduanya pun diputuskan untuk pulang ke rumah setelah pemeriksaan terakhir. Dan atas rasa syukur keduanya sudah perlahan pulih, Abi dan Bila pun membuat acara kecil-kecillan untuk menyambut kepulangan kedua jagoan mereka. Tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga besar Kalingga saja, beserta kakek Lyman yang sudah dianggap ayah oleh Abi dan Bila, juga paman Mogu atas permintaan si kecil.

Acara berlangsung meriah dan ramai, setelah acara inti yaitu makan bersama, semuanya mengobrol dan melakukan kegiatan bersama-sama. Seperti saudara-saudara Abi beserta keponakannya yang memilih mengobrol sambil bermain uno, atau para wanita yang mengobrol sembari membuat kue dari resep baru milik Bila, dan sang kakek yang memilih duduk sendiri sambil memperhatikan semuanya.

Atau Gema dan Awan yang memilih bermain bersama Mogu, mereka berlomba untuk menyusun Lego, dan siapa yang tercepat bisa meminta apapun kepada yang kalah. Sebenarnya ini adalah usul dari Awan karena ia menganggap dirinya sudah sangat mahir, namun sepertinya ia tidak boleh sombong, karena Mogu ternyata juga memiliki skill menyusun lego yang tidak boleh ia remehkan.

"Mengapa tidak bergabung dengan yang lain?" Tanya Abi menghampiri Lyman dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu Lyman yang masih cukup tegap.

Sejak mendeklarasikan jika Lyman adalah bagian dari keluarganya, Abi yang notabene sudah ditinggal oleh ayahnya sejak kecil mulai nyaman untuk sekedar bermanja kecil kepada seseorang yang sudah ia anggap sebagai ayahnya.

"Melihat dari sini lebih menyenangkan.." dari tempat di mana Lyman duduk ia dapat melihat semuanya dari berbagai sisi semua orang yang tampaknya sedang menikmati kegiatannya.

Sebenarnya bukan hanya itu alasannya, ia hanya tidak ingin menganggu suasana hangat yang sudah tercipta, karena ia tahu tidak semua orang menerima kehadirannya. Ia bisa melihat jika saudara-saudara Abi belum dapat menerima kehadiran dirinya di tengah-tengah keluarga Kalingga.

"Ya sudah, Abi temani Papa di sini" itu adalah panggilan yang Abi sendiri cetuskan. Karena semua keluarga Kalingga memanggil orang tua mereka dengan sebutan ayah dan ibu, maka Abi ingin memanggil Lyman dengan sebutan Papa, di mana itu adalah panggilan Kale kepada Lyman pada saat ia masih hidup.

"Tidak apa, Nak. Kau bersama yang lain, Papa tetap di sini saja" sahut Lyman sembari mengusap rambut tebal seseorang yang sudah ia anggap putranya sendiri.

"Abi ingin bermanja pada Papa, memangnya tidak boleh?" Abi menatap Lyman dengan tatapan memelasnya.

Rasanya kehadiran Lyman benar-benar membuat Abi dapat merasakan peran ayah untuknya. Jujur saja, semasa hidupnya sebelum bertemu Lyman, ia sama sekali tidak pernah tahu bagaimana rasanya hangat pelukan sang ayah, ia tidak tahu bagaimana rasanya mengobrol dengan sang ayah. Karena ayahnya pergi ke tempat yang sangat jauh saat ia baru berusia 3 tahun, anak kecil yang belum mengerti apa-apa dan ia tidak memiliki ingatan apapun bersama ayahnya.

Maka dari itu, ia sangat bersyukur atas hadirnya dan perhatian Lyman karena ia bisa merasakan rasanya disayangi oleh seorang ayah.

"Kau sudah memiliki dua putra, masih saja ingin bermanja" ledek Lyman walau tetap membelai rambut Abi dan memposisikan putranya ini berbaring di pahanya.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang