32. SEMOGA 🦣

601 110 50
                                    

[SEMOGA]

▪️▪️▪️

Berbohong untuk kebaikan, mungkin kalimat itu sangat sering terdengar. Banyak yang membenarkan hal itu, namun juga banyak yang tidak menyetujuinya. Apapun tujuannya, tetap saja tidak mengalihkan makna dari berbohong itu sendiri. Sebagian memilih untuk dibohongi agar tetap bahagia dan tak tertuka. Namun, sebagian lagi memilih untuk tersakiti dengan kejujuran, begitu pun perihal perasaan. Terkadang, sesuatu yang terlihat bukanlah hal yang terjadi sebenarnya. Banyak emosi yang dapat tertutupi, begitupun dengan perasaan yang begitu mudah tertutupi dengan baik walau dengan kebohongan.

Setelah mendengar tawaran Abi, Gema pun menyetujui untuk mengunjungi sang kakek. Sepertinya, ia juga butuh waktu untuk sejenak menjauh dari sang adik. Sampai sekarang, ia tidak mengerti apa yang melandasi adiknya berubah seperti ini.

Sedangkan Abi, yang awalnya ingin bergantian mengunjungi Awan setelah dari kamar Gema pun akhirnya tertahan. Melihat si sulung yang masih membutuhkan dirinya, ia pun akhirnya memutuskan untuk menemani sang putra dan menunda niatnya untuk mengunjungi kamar putra bungsunya.

▪️▪️▪️

Sepulang sekolah, Awan sama sekali tidak melihat presensi sang kakak. Ia berpikir kakaknya sudah kembali lebih dulu, karena dirinya mengikuti jam pelajaran sore. Namun, sesampainya di rumah ia tidak merasakan tanda-tanda keberadaan orang lain di rumah ini kecuali dirinya. Bahkan, rumah masih terkunci rapat pertanda sebelum ia datang memang tidak ada orang. Padahal saat ia melihat garasi, motor kakaknya terletak rapi di sana, hanya mobil sang ayah saja yang tidak ada. Dan Awan yakini, jika mobil ayahnya terpakai ayahnya bekerja. Lalu, di mana sang kakak?

Karena tidak ingin menghubungi kakaknya secara langsung, Awan mencoba menghubungi Saga yang notabene adalah sepupu sekaligus sahabat baik Gema. Keduanya, selalu bersama layaknya peranko, jadi Awan yakin Saga mengetahui di mana keberadaan kakaknya. Namun, ternyata pemikirannya salah, sang kakak sedang tidak bersama Saga. Hal itu tentu membuat Awan semakin khawatir, pasalnya ia yakin perasaan kakaknya saat ini sedang tidak baik. Ia sangat takut kakaknya melakukan hal yang tidak-tidak.

"Abang di mana?" Lirih Awan yang terus berpikir untuk mencari tahu di mana sang kakak.

Akhirnya, Awan menghubungi ayahnya untuk sekedar bertanya, mungkin saja Gema sedang bersama sang ayah.

'Abang bersama Ayah, jangan khawatir'

Itulah pesan dari ayahnya yang membuat Awan lega bukan main. Setidaknya, ia yakin sang kakak baik-baik saja saat ini.

▪️▪️▪️

"Anak kecil tidak baik melamun.." tegur Lyman kepada Gema, saat melihat cucu sulungnya ini menatap jauh ke arah langit.

"Gema tidak melamun.." sangkal Gema dengan suara lirihnya.

Sejak tadi, setelah ayahnya pamit pulang dan menitipkan dirinya di sini. Gema hanya berdiam diri di taman belakang rumah sang kakek, entah kenapa ia merasa nyaman dengan suasana sunyi dan sejuk yang rasakan ini.

"Apa kau sudah merindukan adikmu?" Basa basi Lyman yang sudah mengetahui permasalahan antara dua saudara itu.

"Tidak" jawab singkat Gema walau nyatanya hatinya berkata sebaliknya, padahal baru sebentar, namun tidak melihat adiknya barang sedetik membuatnya dirundung rindu.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang