07. SALING MELINDUNGI 🦣

1.1K 155 61
                                    

[SALING MELINDUNGI]

▪️▪️▪️

Di bawah terik matahari yang bersinar terang, terlihat dua anak kecil yang sedang bertukar tawa yang bahkan bisa mengalahkan cerahnya hari ini.

"Adik, ayo istirahat Abang lelah.." ujar salah satu anak kecil yang terlihat lebih tua.

"Ihh Abang tidak boleh lelah, halus telus main ayoo..!!" Pekik makhluk kecil lainnya yang lebih muda sambil berlari ke arah kakaknya.

"Tapi jangan berlari terus, adik itu ceroboh. Lihat saja, luka di lututnya belum sembuh tapi tambah lagi karena jatuh tadi" keluh sang kakak karena melihat adiknya begitu ceroboh dan mudah sekali terluka.

"Hihi Awan suka bellali, lukanya tidak sakit kok, Abang.." jawab Awan sambil tersenyum lebar ke arah kakaknya dan terus berjalan tanpa sadar ada ranting pohon di depannya.

"Adik-" belum sempat Gema memperingatkan, adiknya sudah kembali terjatuh karena tersandung ranting pohon tadi.

"..awas" sambung Gema dengan lirih sambil mendengus kesal.

"Tidak apa Abang, Awan baik-baik saja tidak sakit kok" ucap Awan sambil bangun dan membersihkan celana dan bajunya dari debu yang menempel.

"Lain kali hati-hati, jangan ceroboh terus, nanti kalo tidak ada Abang, siapa yang akan menjaga Awan" balas Gema mendekati sang adik dan menepuk-nepuk pelan baju dan celana adiknya.

"Memangnya Abang mau ke mana?" Tanya Awan sambil menatap wajah Gema dengan sangat polos.

"Tidak ke mana-mana, Abang hanya bicara saja"

"Awan celoboh saja telus, agal Abang selalu menjaga Awan dan Awan telus belsama Abang" setelah mengucapkan itu, Awan langsung menjatuhkan tubuhnya di pelukan sang kakak yang tengah berjongkok di depannya.

Gema hanya tersenyum sambil menggendong tubuh gempal sang adik.

"Dasar nakal"

▪️▪️▪️

"Kau punya mata tidak sih, berjalan saja tidak becus..!!" Sentak Gema saat melihat adiknya terjatuh akibat tersandung kaki meja. Pagi yang cerah di hari minggu ini diawali kekesalan Gema akibat adiknya yang selalu ceroboh.

"Ishh .. jalan itu pakai kaki bukan pakai mata, dan kaki tidak punya mata..!!" Balas Awan yang juga kesal karena dimarahi kakaknya.

"Ini mata untuk melihat ketika berjalan, bodoh..!!" Ucap Gema sambil menoyor kepala Awan.

"Ya biasa saja jangan mendorong-dorong kepalaku" balas Awan sambil menepis kuat tangan Gema.

"Itu agar otak di dalam kepalamu berkerja sebagaimana mestinya"

"Menyebalkan"

"Kemari."

Gema menarik kasar tangan Awan untuk duduk di sofa. Ia naikkan celana Awan sebatas lutut untuk memeriksa apakah ada luka atau tidak. Gema langsung menghela nafas saat melihat lutut adiknya memerah dan ia yakin beberapa jam dari sekarang pasti akan mulai membiru.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang