30. Best Part

26 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

🦋🦋🦋

30. Best Part

Dari jauh Aksa perhatikan, gadis dengan rambut panjang itu tengah sibuk menyiapkan penampilannya di tengah keriuhan kafetaria.

Jujur, Aksa sedikit khawatir. Karena kafetaria adalah tempat persinggahan dari drama belajar di kelas. Aksa takut kehadiran Aneya hanya akan mengganggu murid-murid yang lain.

Namun, melihat bagaimana gadis itu sangat bersemangat saat menyiapkan panggung kecilnya, Aksa tidak tega menghentikan.

Biarkan Aneya menyanyi terlebih dahulu, sisanya biar jadi urusan Aksa.

"Semangat!" seru Aksa dari jauh ketika Aneya menoleh padanya.

Aneya tersenyum, lalu duduk dan bersiap-siap. Saat petikan gitar dari Bagas mulai terdengar, beberapa murid mulai menoleh penasaran.

Aksa memperhatikan murid-murid itu, beberapa ada yang langsung menghentikan kegiatan mereka dan fokus menonton.

"This song is dedicated to the best part of my life, the one person who makes everything brighter," ucap Aneya dengan mata yang fokus menatap Aksa di kejauhan. Saat itu, intro ikonik lagu berjudul Best Part dari Daniel Caesar pun ikut terdengar, membuat murid yang menonton mulai heboh.

Serius, Aksa tidak tahu bagaimana cara menahan senyumnya. Apalagi saat Aneya mulai bernyanyi dengan suara lembutnya.

'You don't know, babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If I had it my way
You would know that you are

You're the coffee that I need in the morning
You're my sunshine in the rain when it's pouring
Won't you give yourself to me
Give it all, oh'

Dan lirik pada bagian reff-nya pun dinyanyikan secara bersama-sama dengan penonton. Aneya nampak terpesona dengan suara-suara yang mengikutinya bernyanyi, mereka bahkan mengangkat tangan dan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri, seolah menikmati penampilan sederhana itu.

Sementara Aksa masih berdiri di kejauhan. Meski lagu itu didedikasikan untuknya, Aksa tetap tidak ingin menganggu Aneya dan murid lain. Kekhawatiran Aksa di awal tadi, kini berkurang. Namun Aksa masih harus bersiap-siap, takutnya setelah selesai bernyanyi Aneya malah mendapat komentar buruk dari murid yang tidak menikmati penampilan itu.

Dua menit kemudian, Aneya selesai. Seruan tepuk tangan dari penonton terdengar seiring dengan Aneya yang berjalan menghampiri Aksa.

"Punishment has been completed, ya. Gimana tadi aku nyanyinya, bagus nggak?"

Aksa terkekeh, lalu memberikan tepukan lembut di kepala Aneya. "Good job, sayang. Maaf tadi nggak sempat rekam, soalnya terlalu menikmati," jawab Aksa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSA'S | HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang