15. Rayuan Kepada Sang Tuan

7 2 0
                                    

Senja selalu pergi dengan meninggalkan keindahan hingga malam menjemput.

Namun, mengapa Anda pergi tanpa memberikan keindahan pada diri ini?

Justru yang anda beri hanyalah luka pada jiwa yang tak berdaya.

Kita adalah serpihan awan yang ingin saling menyapa,

namun enggan bertemu karena takdir yang sudah sangat jelas.

Kepadamu, hari ini aku menitipkan pesan pada malam.

Dari bintang sang bintang tanpa cahaya.

Kepadamu, cahaya purnama;

kuteriakan rindu yang terus mengema.

Hai, apakah kamu mendengarkan seruan parauku?

Apakah kamu mendengar lolongan merduku?

Hai, kamu apakah sinar itu hanya bersinar kepada wajahmu?

Mari, mari kita merayu sang pemilik, untuk menakdirkan kita.

Mari, mari kita menari bersama untuk perpisahan.

Mari, mendekaplah;

aku ingin berbisik,

"cahayamu telah bersinar pada tempatnya, bersinarlah hingga aku dapat menatap dari jauh. Hingga cahayamu sampai pada gelapnya diriku. "

Kepadamu terangku, aku akan menari,  bayanganku terlihat  indah saat aku menari dalam rayuan kepada Sang Tuan.

Lukisan Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang