49. Cermin dan Langit Malam

4 1 0
                                    


Aku adalah cermin dari diriku sendiri,
Tertawa di bawah sinar matahari yang hangat,
Namun, dalam keheningan malam, aku merenung.
Menyapa siang dengan ceria yang palsu,
Dan menyendiri dalam gelap yang tenang.

Menampilkan keangkuhan pada dunia yang luas,
Namun meratapi kesepian yang menghantui hati,
Percayalah, aku mahir merangkai kata-kata,
Memanipulasi kisah, menciptakan ilusi tentang diriku.

Faktanya, malam adalah pelipur lara,
Aku berpura-pura menjadi jangkrik yang ceria,
Menghidupkan dunia yang sunyi dalam sekejap,
Seperti lembah yang menggema, aku adalah gaung,
Yang menghapus segala kenyataan dalam bisu.

Meredam nada dasar, memberi ruang pada cacat,
Aku pandai menata kalimat dan posisi,
Memanipulasi kebenaran dalam tenang yang mendalam,
Kehidupan ini adalah sandiwara penuh ilusi.

Aku daif terhadap diri sendiri,
Mengasihani tubuh yang lelah dan tercabik,
Mendengar hiruk-pikuk siang hari,
Namun berteriak dalam kesakitan malam,
Hanya air mata yang peduli untuk menyembuhkan,
Menenangkan emosi dalam kesendirian yang hening.

Jumawa dan daif, perpaduan sempurna,
Kepada ketidaktahuan dan kenaifan,
Mengapa harus cantik dalam penderitaan ini?
Album penuh oleh langit yang tak tertampung,
Tak ada yang mampu menampung langit luas ini.

Begitu pula dengan pikiran,
Jangan terlalu menampung segala beban,
Nanti meledak dalam gelombang yang tak tertahan,
Biarkan hatimu tetap ringan dan bebas,
Dalam keseimbangan yang lembut dan bijaksana.

Lukisan Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang