29. Penenang

8 2 0
                                    

Semburat merah yg bersemayam indah kala petang menyusul siang.

Keemasan yang terpatri begitu indah menebarkan jingga yang hadir cemerlang.

Sebelum malam menenggelamkan mentari,

perpisahan dengan kemewahan yang selalu dinantikan setiap insan,

Hadir meramaikan dunia yang perlahan suram.

Entah, siapa yg dengan berani bermanja pada terik.

Tetapi, kepada kehangatan, setiap kaki berlarian berharap menatapnya.

Kesempurnaan itu makin terasa ketika ditatap dari ujung pantai.

Terasa nikmat dengan sapuan ombak yg memainkan pasir.

Seperti angin sore yang memainkan ombak, dan seperti air laut yang mengisengi karang setiap harinya.

Sayangnya, aku adalah ikan yang berada didasar laut.

Bahkan mungkin, aku adalah rumput laut yang hanya bersemayam di dalam.

Hingga malam menggulingkan kemewahan yang sesaat,

aku tak pernah melihat barang sejenak.

Terima kasih, kepad jingga yang memberikan kehangatan serta keindahan.

Insan manusia yang memeluk dan menenangkan ditenggelamkan tanpa pernah kembali membuai kasih akan cerita.
Kini telah hirap dari keadaan.

Jawa Tengah, 18 Juli 2024
By caelumnarrat_

Lukisan Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang