Tuan, perkara hari kemarin
Aku menyangjungmu dan bersorak tentangmu.
Bercerita dalam angan dan berteriak dalam ilusi,
"Aku hanya memilikimu hingga renta meriasku."
Aku tertawa pada gadis bodoh, yang sayangnya merupakan bagianku.
Mimpi palsu yang kubangun hingga 3600 lebih hari yang sia-sia.
Aku melahirkan dan menyusui mimpi bodoh setiap harinya.
Aku mengasuh kebodohan hingga dewasa.
Aku membesarkan kesia-sian.
Hingga ku temui tujuanmu.
Dulu aku merayu takdir agar memberiku peluang,
Aku menari kepadanya.
Hingga aku menemukan, bukan asmara yang kekal.
Namun hasrat kenaifan.
Jika saja, aku tak pernah tahu perkaramu,
Mungkin saja hingga hari ini, aku masih terjebak dalam ilusi dan labirin yang kuciptakan.
Aku sendiri yang merajut benangnya dan mengikatnya dengan kencang.
Tetapi, apakah kamu tahu?
Aku hanya berbisik pada malam.
Menguntaikan kata dalam mimpi.
Bersolek pada impian.
Mempercantik ilusi setiap harinya.
Hingga aku terbangun dari ilusi bodoh dan mimpi bobrok itu.
Aku terjebak dikesepianku.
Aku yang salah merajut kebodohan dan menyusui khayalan.
Aku telah menyelam lubuk diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Dalam Kata
PoetryMari berperan dalam setiap kata. Aku tak pandai bercerita kepada mahluk Tuhan, hanya sedikit keahlian bercerita dalam sajak. Suka untaian katanya? Tolong vote & komen ya. Kumpulan puisi tentang kerinduan, kegelisahan, kekecewaan, kegembiraan, ras...