27. Ibunda-Apresiasi

16 1 0
                                    

Selamat datang di duniaku.
Mari kita berperan dalam setiap kata.

🪇

Apresiasi kepada pelipur senduku.

Surai yang kian memutih terhitung waktu dari ketiadaanku

Membuat diri diterkam ketakutan.

Hari ini, 06 Agustus kembali hadir menyapa dunia. Untuk kesekian kalinya.

Beberapa tahun silam, 06 Agustus menyapa dengan membawa sosok kecil yang hanya tahu menangisi kedinginan.

Terbayar dengan tubuh polos yang teriak ketakutan.

Gelisah akan kelaparan.

Kekuatan untuk mengeluarkan dari tempat kehangatan yang semula menghidupkan nyawa.

Memberi harapan bagi mahkluk kecil yang dibesarkan dalam rahim.

Untung saja, Dia menganugerahkan kehidupan bagi dua nyawa yang bertarung.

Melawan rasa sakit bak  tulang rusuk yang dipatahkan secara bersamaan.

Keduanya memenangkan pertarungan yang hebat.

Berhasil melewati kesusahan.

Itu aku.

Sembilan bulan kemarin yang ada dalam rahim, ibunda.

Berselimutkan kehangatan aliran darah.

Mendengar dengan dekat  dan lebih jelas denyut nadinya dan detak jantungnya.

Mengalirkan darah untuk menghidupkan.

Detak yang menakutinya, membahagiakan, mendebarkan.

Ketika mata mulai terbuka.
Mulut mulai ternganga mencari air yang menghidupkan pertama kali.

Hanya dalam pelukan ibunda, aku merasa tenang dan terlindungi.

Bau keringat, deru nafasnya, detak jantungnya yang selalu memberikan ketenangan.

Suara yang selalu memberi harapan.

Telah bertahun-tahun, hidup dalam dunia yang penuh dengan berbagai macam misteri, alternatif dan prespektif. Namun, tak selihai dirinya.

Entah, belum satupun yang kupahami.

Tak ada satupun yang terjawab olehku.

Namun, tak aku pungkiri.
Takkan ku elakkan.

Hingga saat ini, sosoknya adalah rumah ternyaman yang meneduhkan alamku.

Yang menghidupkan jiwa yang kering kerontang.

Yang menenangkan batinku.

Tak bisa kuhilangakan nafas memburu kala menghadapi kericuhan yang ku-sebabkan.

Aku ingat dengan jelas, ketika rambutku diusap dengan halus.

Meninabobokaan mahkluk kecil enggan beristirahat.

Terus terjaga hingga ayam menyorakan pagi telah datang.

Menjagaku yang terus berlari tiada henti.

Meriasku yang terus merusakkan berbagai hal.

Ketika aku mulai tumbuh, dari kecil hingga hari ini.

Ia masih sama.

Memberikan setiap kehangatan dari aksinya.

Memberikan ketenangan dari ceritanya.

Namun, perlahan aku sadar.

Kulitnya mulai ripuh.

Kepalanya perlahan menumbuhkan kapas yang putih.

Aku mulai bergidik ngeri.

Membayangkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Aku pun tertelan kekhawatiran yang terus mencemaskan.

Aku telah dihidupinya hingga hari ini.

Ibunda, selamat atas perjuanganmu yang terbayar dengan piala hidup yang takkan mungkin terganti.

Yang mungkin, tak pernah mendapatkan pengakuan dan apresiasi seperti pada umumnya.

Yang tak pernah bisa dirampas oleh siapapun. Meksipun telah menghilang.

Selamat atas kemenangan dengan membawa sosok yang kini tumbuh dewasa.

Ma, selamat ulang tahun untuk diriku yang kuapresiasikan untukmu.


Untuk ibunda yang menghadirkan aku pada 06 Agustus silam. Ma, selamat ulang tahun untukmu dan juga untukku.

***
About myself.


Today it's my birthday.
It's me:

Satu kebenaran dan kenyataan, dalam namaku tersemat, sebuah pulau besar yang ada di Indonesia.

Mungkin tak akan dipercaya, namun itu kenyataan yang tak pernah bisa dibantah.

Dulu aku bertanya, perkara namaku yang selalu banyak dipertanyakan. Namun sekarang, aku selalu berbangga tentang itu.

Kata ibu, mungkin, Mama, memberikan nama itu, agar sebagai bagian dari doa dan harapan tersirat. Ohh, bukan. Bukan hanya, ibu. Namun juga semua orang yang berjumpa dan bertanya tentang namaku serta selalu mengatakan hal yang sama. Aku tak pernah berpikir sampai ke sana, karena bagiku, lebih dari itu.  Aku selalu berbangga tentang itu.


Selamat ulang tahun untuk diriku.
Semoga lebih baik dalam menghadapi kehidupan yang kian ganas merongrong diri untuk tetap kuat meski telah letih dengan kekejamannya.

Jawa Tengah, 18 Juli 2024
By caelumnarrat_

Hadiah ulang tahun dalam  lukisan kata untuk ibunda yang menghadirkanku dengan perjuangannya.

Tergenapi hari ini.

Lukisan Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang