32. Sengaja; Bisu, Buta, Tuli

7 1 0
                                    

Selamat datang di duniaku.
Mari kita berperan dalam setiap kata.

🪇


Sengaja aku menjadi bisu dan tuli.
Tak pernah mendengarkan celotehan yang sayangnya aku dengar.
Namun, aku terus saja berpura-pura bisu akan suara itu.

Meski aku mendengar tak akan kubiarkan setetes air mata, yg tertumpah karena perkara itu.
Mari kita bermain bersama.
Sengaja pula, aku bersorak-sorai kepada dunia.
Untuk memperlihatkan kepada siang tentang keindahan.

Pun juga terkadang aku membutakan mata tentang banyak perkara yang sebenarnya telah ku ketahui.
Menutup mata dari keramaian, membisukan diri dari keriuhan dan membutakan mata dari halangan.

Berpura-pura menjadi gila untuk manusia bajingan yang selalu mempermainkan.
Menutupi diri dari kebrengsekkan manusia keji.
Mari kita bermain dalam permainan yang kau ciptakan.

Aku akan menunggu di balik kesunyian.
Aku akan melihat di tengah kegelapan, aku dapat mendengar dari kesunyian dan aku dapat berbicara pada senyap.
Pun pula, aku dapat merasakan suasana yang ingin selalu ku hanguskan.

Mari, mari kita bermain bersama. Kamu, dengan keramaian mu  memperlihatkan kecacatan yang kumiliki dan aku akan mendengar, memandang serta memberikan atensi dari kegelapan. Dirimu, terlalu bersinar hingga menyilaukan mataku.

Sorotlah kecacatanku, karena kamu tahu bahwa aku tak pernah membalas. Aku hanyalah pemilik kesenyapan. Aku bisu, buta, dan tuli.
Aku tak pernah bisa melihat dan mendengar penghinaan.

Aku akan meniadakan siangmu dari kesunyianku.
Aku akan sembuh dari kecacatanku setelah menghancurkan keramaian mu.
Sekarang, mari kita bermain.

Lukisan Dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang