5

28 2 0
                                    

Castel Madama, merupakan sebuah kota yang terletak disebelah timur Roma bisa disebut juga dengan daerah pinggiran. Elise memutuskan untuk tinggal di kota ini, awalnya sang Ibu menyarankan untuk tinggal satu kota dengan Zaylee, si Cupid. Namun Elise menolak, karena dia lebih memilih tempat yang tidak jauh dari pusat Ibu Kota negara Italia tersebut

Ibunya berpikir mungkin saja anaknya itu tidak sudah terbiasa dengan daerah perkotaan, karena tempat tinggal mereka tepat di perkotaaan Olympus, jadinya Elise tidak terbiasa tinggal didaerah terpencil.

Anzel sudah mendirikan sebuah rumah sederhana di daerah pengunungan, sesuai dengan keinginan Elise. Elise berkata jika dia memerlukan halaman yang luas, dan area yang private untuk tempatnya berlatih pedang.

"Hei kau sudah selesai beres-beres?" tanya seorang pria berwarna coklat yang menjulurkan kepalanya kedalam kamar Elise

"Semuanya sudah beres Elio" jawab Elise yang baru saja menutup lemari bajunya

"Ayo kita makan dulu. Anzel sudah selesai memasak" ajaknya sembari merangkul bahu Elise dan membawanya ke ruang makan

"Kau harus mencoba masakan pasta dan steak buataku Elise" seru heboh Anzel

"Baiklah" ucap Elise seraya ikut duduk dan mulai menyantap makanan yang berada didepannya

"Bagaimana?" tanya Anzel dengan puppy eyesnya

"Enak" komentar Elise singkat

"Cuma itu?" tanya Anzel dengan raut cengonya dan dibalas dengan anggukan Elise

"Pusing kepalaku ini, punya teman seperti batu saja" ucap lemah Anzel sembari mengusap sudut matanya



Pletak...

Dan berakhir dibalas jitakan sayang Elio yang muak dengan drama Anzel







*********

Dor....

Dorr....



"NICE SHOT" Seru Anzel tiba-tiba saat dia baru berjalan memasuki halaman rumah Elise. Dua orang wanita yang sedari tadi fokus ikut menoleh kearah Anzel.

Pagi hari yang cerah ini, Elise menghabiskan waktunya dengan berlatih menembak, dia meminta Zaylee untuk menjadi guru menembaknya.

"That's Crazy, baru 3 hari berlatih menembak kau sudah sejago ini. Anak Dewi perang memang tidak usah diragukan lagi" sahut Anzel, dia pun duduk di bangku yang tak jauh dari mereka sambil menikmati segelas brandynya.

"Kau juga tak kalah gila Zel. Brandy di pagi hari, that's crazy!" ledek Elise dengan nada yang sama dengan Anzel dan Elise diberikan pose jari tengah dari Anzel. Manis sekali bukan

Jika kalian menanyakan Elio, dia sedang berada di Olympus untuk mengerjakan tugas sang ayah. Elise dan Anzel tak tau tugas apa yang diterimanya

"Kenapa kau tiba-tiba berlatih menembak El?" Tanya Anzel, saat Elise mendekat kearahnya dan duduk untuk beristirahat sejenak

"4 hari yang lalu, Dewa Zeus sudah memberikanku tugas" ucap Elise, dia meraih botol air dan meminumnya. Zaylee ikut menyusul mereka setelah selesai memberesi pistol latihan

"Apa hubungannya dengan menembak?" Tanya penasaran Anzel dan Elise menghela nafasnya

"Aku perlu menyesuaikan dengan alat perang di dunia manusia. Tidak mungkin juga kan aku harus membawa busur" kata Elise sembari meraih shortgun yang tadi dia pakai

"Tapi Aylee masih menggunakan crossbow tuh.... Hehe ampun Aylee" celetuk Anzel dan langsung cengegesan karena lirikan tajam Aylee



(Yang mau tau kenapa Aylee or Si Cupid menggunakan crossbow bisa baca cerita Cupid ya) Bisa ae promosinya wkwkwk



"Hahh.... jelas beda pinky boy, aku menggunakan pistol kan sebagai senjata bertarung" jelas Elise sembari geleng-geleng. Sepertinya otak anak Dewa satu ini sudah mulai konslet karena minuman alkoholnya

"Tembakanmu sudah bagus Elise. Apa sebelumnya kau pernah belajar memanah?" tanya Zaylee

"Tidak pernah, aku hanya menggunakan pedang dan tombak saja" jawab Elise membuat Zaylee menganggukan kepalanya. Bisa jadi karena Elise berbakat dalam tombak dia bisa cepat menyesuaikan, karena ketepatan dalam melempar tombak hampir sama dengan menembak pistol

"So, misi pertamamu itu apa?" tanya Anzel penasaran

"Misi pertamaku adalah mengawasi keluarga Utusan Dewa Ares" jawab tenang Elise

"Sial, mendengar nama Dewa Ares saja membuatku merinding" cicit Anzel yang memeluk dirinya sendiri

"Sepertinya kau hanya takut kepada Dewa Ares ya, Anzel. Padahal Dewi Athena juga sama-sama dewa perang" celetuk Zaylee

"Hey siapapun tau jika Dewa Ares itu menakutkan, dia sangat brutal. Astagaa.... bikin aku merinding saja" jawaban jujur Anzel dan membuat Elise tersenyum miring, karena otak jahilnya sedang berfungsi

"Aku akan sampaikan kepada Dewa Ares ya Anzel. Aku pastikan kau akan ikut berperang dengan Dewa Ares" ucap Elise dengan senyuman miringnya dan manik Anzel pun langsung membelalak

"Kk-Kau bercanda kan?" gugup Anzel

"Kau tak percaya kepadaku? Padahal aku sudah dekat dengan Dewa Hades loh, kalau dekat Dewa Ares pun pastinya gampang" ucap Elise berbohong. Dia bahkan lebih dekat duluan dengan Dewa Ares dibandingkan dengan Dewa Hades

Sontak hal tersebut membuat Anzel pucat, dia ini anak Dewa yang tidak suka dengan peperangan. Berbeda sekali dengan sang ayah, maka tak heran Elio memanggilnya anak manja.

Greeppp.......



"Jangan Elise. Jangan beritahu Dewa Ares. Sebagai gantinya aku akan memberikanmu wine langka yang aku miliki" tawar Anzel dengan memeluk lengan Elise dan menunjukan muka melasnya

"Wine terlalu kecil pinky boy. Nilainya tidak sebanding dengan taruhan nyawaku kepada Dewa Ares" ucap tenang Elise sontak membuat Anzel cemberut

"Oke, fine. Wine dan 1 permintaan" pasrah Anzel dan membuat Elise tersenyum tipis

"Tapi permintaannya jangan terlalu susah ya" cicit Anzel

"Tenang, keinginanku tidak susah kok" ucap Elise, dan Zaylee bisa mengangkat satu alisnya penasaran












Meanwhile di Olympus: Tinggggg "Sial sepertinya ada yang sedang membicarakanku"





*********

Halo semua, bagaimana kabar kalian? Cuacanya sedang tidak menentu dan semoga kalian diberikan sehat yang baik yaa

Fyi, disini sosok Zaylee akan muncul sebagai cameo. Cerita disini terjadi sebelum Zaylee bertemu dengan Liam



Semoga kalian masih suka dengan ceritaku yaa



Boleh banget untuk vote dan follow. Luvv u





















HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang