9

16 2 0
                                    

Hari ini Illina memutuskan untuk segera menyelesaikan pekerjaanya sebelum istirahat siang, karena dia akan ke kediaman keluarga Marquez. Lebih tepatnya Shiren, Nyonya Marquezlah yang mengajaknya makan siang bersama

Iilina memutuskan untuk mengendarai kendaraannya sendiri dan saat dia melewati sebuah Sekolah menengah dia melihat seorang siswa yang sedang duduk dibangku halte bus. Illina kenal dengan orang itu, dia pun mendekatkan kendaraannya disamping halte

"Halo, Theo" sapa Illina saat jendela mobilnya sudah diturunkan dan Theo tampak terkejut saat melihat orang yang menyapanya

"H.... halo juga Nona" jawabnya gugup

"Sekolahmu sudah selesai? Mau ikut pulang bersama, kebetulan aku juga akan mengunjungi ibumu" Ajak Illina

Theo yang masih mencerna keadaan hanya bisa terdiam, membuat Illina gemas melihat ekpresi bingungnya itu

"Kau bisa menelepon ibumu nanti, Come in" ajak Illina membuat Theo kembali sadar. Dia pun mengangguk dan masuk ke bangku samping Illina

Mobil pun melaju meninggalkan halte tersebut, "Apa kau mau menelepon ibumu?" ucap Illina yang fokus kedepan

"Tidak, aku percaya jika nona tidak akan menculikku" ucap Theo dan membuat Illina terkekeh geli

"Astaga kau lucu sekali" gemas dengan anak lelaki disampingnya tanpa mengalihkan pandangannya Illina mengusak kepalanya dengan sebelah tangannya

Illina tidak sadar jika perbuatannya membuat anak lelaki disampingnya terdiam bak batu

"Kau biasanya pulang jam segini?" tanya Illina yang mulai melambatkan mobilnya saat memasuki lampu merah

"Tidak, biasanya aku pulang saat sore karena ada harus mengikuti eskul. Hari ini para guru rapat untuk acara olahraga 1 bulan lagi?" jelas Theo. Mobil pun berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah

"Ah begitu. Kau suka dengan olahraga apa Theo?" tanya Illina yang pandangannya menghadap Theo

"Aku suka Jiu Jitsu. Aku juga ikut eskulnya" jawab Theo dengan semangat. Dia sangat suka jika ada seseorang yang menanyakan kesukaannya

"Hebat sekali. Dulu aku juga berlatih beberapa bela diri" ucap Illina dan membuat pandangan Theo heran

"Beberapa?" beonya

"Iya. Aku berlatih beberapa bela diri Taekwondo, Karate dan menembak" ucap Illina.

Theo tercengang sampai mulutnya terbuka sedikit. Keren sekali, batinnya

"Nona bisa menembak?" tanya Theo dan diangguki oleh Illina

"Aku belajar menembak masuk berkuliah di Amerika. Lebih tepatnya, aku diajak oleh roomateku yang bersekolah di akademik" bual Illina

"Sama dengan Theo" gumannya pelan, namun masih bisa didengar Illina

"Sama? Berati kau pernah belajar menembak juga" tanya Illina yang mulai melajukan mobil saat lampu lalu lintas berwarna hijau

"Ehh... Tidak" bantah Theo yang gelagapan, dia keceplosan. Theo sebenarnya pernah berlatih menembak 2 kali, namun dia tidak melanjutkannya karena tidak sanggup dengan didikan keras sang ayah

"Tenanglah boy" ucap tenang Illina sembari mengelus kepala Theo pelan

"Aku beritahu kau rahasia. Beberapa CEO mahir dalam beladiri, karena mereka harus selalu siap saat musuhnya menyerang" Jelas Illina dan Theo mulai mencerna perkataanya

"Seperti aku ini, Theo. Beberapa orang membenciku saat aku tiba-tiba menjabat menjadi CEO, bahkan mereka hampir membunuhku" ungkap Illina


HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang