"I'm Home" sahut seseorang yang baru saja masuk kedalam rumah
"Kemana saja kau?" tanya seseorang yang sedang duduk bersantai sembari membaca buku
"Aku membawa ini" ungkap lelaki yang baru saja tiba sembari mengangkat sebuah dua kantung paper bag ukuran sedang yang berada dikedua tangannya
"Kali ini manisan apa lagi hah?" ucapnya saat melihat sebuat tulisan brand salah satu café pada paperbag sebelah kanan
"Hehe, donat. Dia ada dimana?"
"Dibelakang. Kau bisa cek sendiri" jawabnya singkat dan kembali fokus membaca buku
Tak menyiakan waktu, lelaki yang kedua tangannya penuh dengan barang yang dibawa segera menghampiri ruang makan yang pintu belakangnya terhubung ke halaman belakang rumah.
Halaman belakang rumah ini memiliki dua buah kolam renang dan disampingnya terdapat sebuah kendang kuda, sisanya terbentang sebuah padang rumput yang sangat luas yang berhiaskan beberapa pohon. Sudut matanya mencari seseorang, yang ternyata sedang duduk disamping kolam renang sembari melihat kearah padang rumbut yang disinari oleh sinar berwarna orange
"Berkeliaran kemana lagi kau, pretty boy?" ucap seseorang tanpa menoleh kearah belakangnya
Orang yang dipanggil olehnya mulai menghampirinya dengan wajah masam
"Aish.... sudah kubilang, jangan panggil aku dengan sebutan itu" kesalnya sembari menghentakan-hentakan kakinya
"Hehehe just kidding" ucapnya membuat lelaki itu masih mengendus kesal
"Aku membawakanmu ini" ucap lelaki itu seraya menyerahkan sebuah paperbag sebelah kirinya dan orang yang menerimanya hanya mengangkat sebelah alis
"Bukalah" perintah lelaki itu
Kemudian kotak itu dibuka, dan didalamnya terdapat sebuah buket tulip berwarna merah muda
"Jangan bilang kau mengambilnya lagi" tebak dari si penerima buket
"Daripada nganggur begitu saja. Sekalian saja aku berikan langsung ke orangnya" jawab enteng dari lelaki itu
"Apa kau tidak ingin menemuinya?" tanya lelaki itu namun sang wanita hanya bisa menggeleng lemah
"Aku tidak bisa. Akan sulit jika tiba-tiba muncul didepannya, Anzel" ucapnya
"Hhmm kau benar. Semoga saja takdir mempertemukan kembali kalian berdua"
"Semoga saja" ucap Elise seraya menatap sendu kearah buket itu
********************
Flashback
Setelah mendapatkan surat dari Dewa Zeus, Illina merunduk dan memijat dahinya yang tiba-tiba pening. Tiba-tiba pintu ruang kerja Illina terbuka, dan dua orang lelaki dengan punggung bersayap muncul
"Seperti kau sudah mendapatkan surat dari Dewa Zeus" tanya Elio melirik kearah surat yang berada di atas meja kerja Illina
Illina beranjak dari kursinya untuk menghampiri Elio dan Anzel dan ikut duduk di sofa ruang kerjanya
"Kami sudah merencanakan pelarianmu, Elise" ucap Anzel
"Jangan kau sebut pelarian, pretty boy. Emangnya dia ini tahanan?" sahut Elio dan Anzel memberikan tatapan garang kepadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionKita bertarung untuk mendapatkan Elise secara adil Theo, tantang Jungki Deal, pastikan kau sudah siap dengan pemakamanmu sendiri, ujar Theo dengan smirknya Elise sudah terlatih untuk mengendalikan emosinya. Sebagai anak dari Dewi perang Athena dia s...