16 (POV Vernon 2)

10 2 0
                                    

Ceritanya agak panjang guys. Maaf banget kalau banyak narasi

Jangan lupa Votenya, selamat membaca



***************


Masih dengan POV Vernon



Setelah menemukan surat perjanjian antara panti asuhan ini dan kelompok Avro. Aku memutuskan untuk mencari informasi lebih lengkap. Satu ruangan yang pasti menyimpan petunjuk itu adalah ruangan kepala panti

Ruangan kepala panti adalah tempat yang tidak pernah di singgahi oleh anak-anak panti, selain gudang tentunya. Ruangan itu sangat dijaga ketat, bahkan jika ibu panti sedang keluar, ruangan itu selalu dia kunci.

Tapi tidak masalah, aku memiliki ide untuk bisa masuk ke ruangan itu.




*************

Saat malam hari, aku memulai aksiku. Pastinya aku akan berpura-pura tidur terlebih dahulu, barulah saat jam sudah menunjukan waktu tengah malam, aku mulai mengendap-endap ke ruangan kepala

Menyelusuri lorong demi lorong, sampailah aku di ruang kepala panti. Ruangannya masih terang, artinya ibu panti belum tertidur

"Kita tidak bisa seenaknya, Risa" ucap seorang ibu panti lainnya yang bernama Carla

Aku yang mendengar percakapan mereka, memutuskan untuk menguping

"Tapi aku tidak bisa menyerahkan Vernon begitu saja" ucap Risa, ibu kepala panti

"Kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, jika kita menyerahkan Vernon kepada mereka" ucapan Ibu Carla yang membuatku terkejut

"Jika mereka benar-benar menginginkan Vernon. Maka semua anak panti pun tidak akan kuserahkan" ucap Risa

"CUKUP RISA" sentak Carla

"Aku sudah memperingatkan kau. Jika kau masih tetap begini, kita semua akan mati" peringatan Carla. Aku langsung bersembunyi dibawah meja pajangan yang dilapisi oleh taplak yang menjuntai.

Carla keluar dari ruangan itu sembari menghela nafasnya kesal. Aku menutup mulutku sembari menahan nafas agar bisa menyamarkan keberadaanku

"Hufftt selamat" ucapku tanpa suara saat Carla melewatiku

Tiba-tiba aku mendengar suara dentuman dan pecahan yang berasal dari dalam ruangan kepala. Sontak suara itu membuatku terkejut, namun aku menunggu dengan sabar dan benar saja ibu kepala panti keluar dari ruangannya dengan kaki yang dihentak kesal. Raut wajahnya sangat tidak bersahabat

Aku menunggu beberapa menit, sampai suasananya aman. Lalu aku keluar dari tempat persembunyian dan mendekat karah pintu ruangan. Aku mengeluarkan jepitan rambut panjang, yang aku ambil dari salah satu anak panti




Klikkk............klikk.....



"Yes" gumamku yang sudah berhasil membuka pintu ruangan kepala panti

Setelah itu, aku berjalan menuju meja kerja kepala panti dan menemukan beberapa kertas yang berserakan. Aku memungut salah satu dari kertas itu

Surat itu sama seperti yang aku temukan di basement. Aku membaca dengan seksama surat itu, dan isinya membuat tangannku gemetaran, bahkan surat itu terjatuh begitu saja dari tanganku

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang