27

9.3K 818 114
                                    

27 Juni 2024

Udara pagi ini terasa sangat sejuk. Embun yang menetes di tepi jendela terlihat disana. Angin yang berhembus pun terasa menusuk kulit. Berharap Sinar matahari yang mulai terlihat mampu menolong rasa dingin ini.

Semakin tinggi, gadis itu menarik selimutnya membungkus diri. Tak ingin rasa dingin mengganggu istirahat nya. Tapi semua percuma saat telinga yang begitu sensitif mendengar aktivitas orang lain di ruangan yang sama.

Bingung. Karena setaunya, dirinya hanya berada seorang diri disini.

Berusaha membuka tirai mata yang menutup rapat. Sosok seseorang benar terlihat di sana. Tengah sibuk bermain ponsel memunggungi.

Meredam rasa takut dan suara yang hampir keluar dengan nyaring, Shani gadis itu. Menutup erat mulutnya untuk tak berteriak saat berusaha bangun untuk duduk.

Hingga beberapa saat kemudian, senyuman malah terukir begitu lebar padanya. Meski pandangannya masih kabur, tak sekalipun dia akan salah mengenali orang itu.

"Ge~" suaranya serak saat mengalunkan sebuah panggilan kesayangan.

"Oh udah bangun?" yang dipanggil berbalik padanya. Dengan langkah kecil, di dekatinya gadis yang masih tertutup selimut sampai paha itu. Duduk disebelahnya dan reflek merapikan rambut yang menutupi wajah cantiknya. "Kok tumben bangunnya telat? Semalam staff ada pekerjaan tambahan ya?" tanyanya lagi mengelus pelan pipi lembut itu. Merasa khawatir dengan keadaan sang gadis karena menunjukkan sikap tak biasa.

"Nggak kok. Cuma nggak bisa tidur aja" jawaban jujur keluar dari mulut Shani. Gracia gadis manis itu, bisa apa selain salah fokus pada bibir merah alami gadisnya yang bahkan belum tersentuh apapun tapi terlihat menggoda begitu?

"Alasannya?" berusaha mengalihkan pikiran. Dia tanya alasan dibalik kalimat Shani.

"Kalau aku jawab karena nggak ada kamu, berlebihan nggak?" pertanyaan dibalas dengan pertanyaan. Gadis Indira itu tidak mau menjawab to the point.

Senyum terbit pada gadis manis bergingsul dihadapannya. Gelengan kepala pun ikut diberikan. "Nggak. Tapi harus dibiasain lagi yaa. Kan harus puasa nggak tidur bareng selama 2 minggu"

Ekspresi kaget tak bisa di sembunyikan dari wajah sempurna itu. Tak habis pikir dengan kalimat yang baru menyapa pendengaran nya.

"Aku habis buat salah ya sama kamu?" ragu saat bertanya. Takut jika mendapat jawaban Iya.

Kekehan mengudara kemudian menyapa pendengaran. "Nggak, sayang. Tapi kan aku disini udah punya roommate. Dan beberapa hari ke depan aku juga bakal lanjutin aktivitas ke kota berbeda. Jadi kamu.. Ya harus sendiri dulu"

"Penyiksaan berlanjut lagi ya, Ge~" tertunduk, gadis cantik itu memainkan jemarinya. Merasa sedih dengan apa yang akan terjadi padanya. Sedangkan Gracia. Gadis manis kesayangannya itu cuma bisa menggeleng kecil melihat tingkahnya.

Entah drama kecil apalagi yang akan dilakonkan makhluk sempurna itu. Memang ada ada saja kelakuannya. Terlalu random.

"Kamu udah cantik gini. Udah mau tinggalin aku juga yaa?"

Kan. Dia benar melanjutkan.

Alih alih menjawab. Jemari Gracia malah terangkat di udara. Menyentuh dagu membuat wajah cantik itu lurus menatap padanya. Dan dengan lembut, menyisir surai hitam panjang Shani ke belakang. Sebelum ke pipi kanan mengelus dengan ibu jarinya.

Lanjut dia tersenyum saat gadis cantiknya itu memberikan poutan. Terkekeh kemudian karena tubuhnya mulai dipeluk begitu erat.

"Kayaknya kamu punya hobby baru tinggalin aku"

After GraduationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang