Spesial birthday cici JOT
∘₊✧──────✧₊∘Note: Adegan dewasa nggak dilanjutin. Jangan mesum ya kalian!
.Sibuk dirinya di depan pantry, tenang lingkungannya karena jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Suasana kala itu sedikit dingin. Matahari masih datang dengan malu malu, belum berani menampakan dirinya dengan sempurna.
Sibuk dirinya di dapur, sudah cantik penampilannya tapi tak menghentikan aktivitasnya membersihkan bekas piring kotor yang semalam menumpuk; mengambil alih pekerjaan yang biasa di lakukan sang pemilik hati yang masih terlelap di kamar mereka.
"cici~" Hingga senyum reflek mengembang kala mendengar suara manis dan pelukan hangat dari belakang, di tambah lembut pipinya yang terasa di punggung.
"Morning, sayang" dia sapa pemilik tangan itu masih dengan kesibukan di depan wastafel.
"Ngh..Morning cici" serak suaranya terdengar membalas. Di tambah pelukannya kian erat mencari kenyamanan ekstra. "Cici kenapa nggak bangunin Gege?" gadis manis itu kembali bertanya. Dengan hidung yang melekat erat di punggung. Menghirup aroma wangi dari tubuh tinggi yang dia dekap itu.
Yang di tanya tersenyum kecil. "Aku cuma pengen kamu istirahat lebih lama" jawaban pun diberikan. Tubuh ikut di putar setelah mengeringkan tangan yang basah dan membuka apron yang digunakan. Dia rengkuh balik tubuh yang lebih kecil darinya itu. "Kamu bisa tidur lagi kalau masih mau" ucapnya kemudian.
"dan nggak lihat cici waktu keluar rumah?" pelukan kecil mereka dia lepas. Bibirnya mencebik kesal pertanda tak setuju dengan kalimat yang masuk ke indera pendengaran.
Tawa membalas hal itu. Reflek jemari mengelus pipi yang begitu lembut. Kecupan kecil di bibir pun tak terelakkan. Begitu suka gadis cantik itu menyentuhnya.
"Cici udah cantik gini udah mau siap siap berangkat kerja?" kembali gadis muda dihadapannya itu melayangkan pertanyaan. Merasa terpana dengan kecantikan gadis sempurna ini di pagi hari.
"Iya" anggukan menjawab.
"Maaf ya cici"
"Loh? Kok tiba tiba minta maaf?" Shani, gadis cantik itu terheran; tapi tak menepis pelukan mendadak dari Gracia gadisnya lagi; yang begitu cantik dan juga menggemaskan saat baru bangun dari petidurannya.
"Karena harusnya aku yang bangun lebih dulu. Siapin keperluan kamu dan segala macamnya kayak biasa"
Shani eratkan pelukan dan terus memberikan kecupan kecil di puncak kepala karena mendengar ucapan gadis manisnya itu. "Nggak apa apa, sayang. Kan kamunya juga semalam tidurnya telat karena habis aktivitas diluar. Dan ingat, kamu itu bukan pembantu. Jadi, kalau aku bisa kerjain sendiri, yaa aku kerjain sendiri tanpa harus ngerepotin kamu"
"Ih bukan gitu.. Kan itu tanggung jawab aku ke kamu. Sebagai pasangan yang baik gitu loh, cici" cemberut lah lagi Gracia karena itu.
"Ya udah. Maaf ya, sayang" Shani mengalah tak mau memperpanjang. Apalagi ini masih terlalu pagi untuk menghadapi ketantruman seorang Gracia yang sulit diredakan. "Tapi kalau masih mau tidur, kamu boleh kok masuk kamar lagi. Kan nggak ada aktivitas apa apa pagi ini" sambungnya mengalihkan pembahasan.
"gak mau tidur lagi, cici" Gracia tolak hal itu diiringi dengan rengekan kecil. Meskipun nyatanya, kedua matanya itu begitu berat menahan rasa kantuk yang menyerang. Tapi dia tak mau memejam. Tidak sebelum melihat kepergian Shani.
Tak berucap gadis Indira di hadapannya itu. Gerakan tubuh justru dengan reflek dia berikan pada Gracia. Sedikit mengejutkan si pemilik tubuh yang kini sudah bergelantung erat bak koala tanpa aba aba.