26

10.3K 812 70
                                    

26 Juni 2024.

Menggigit kecil kuku jari tangannya tak tenang. Kaki yang disilangkan terlihat digoyangkan menandakan keresahan tengah melandanya. Sesekali mata itu juga menatap layar ponselnya yang menghitam.

Suara bising di sekitar tak di pedulikan nya. Dia cuma mencoba fokus ke satu tempat saja. Ke benda pintar yang terus berada dalam genggaman.

Keresahannya tak terkira berhembus kepada orang lain. Gadis dengan surai panjang, tinggi dengan wajah kecilnya nampak melangkah ke arah Gracia gadis yang penuh akan ketidak tenangan itu.

Duduk berjongkok di hadapannya, menggenggam salah satu tangannya untuk mengambil atensi.

"Ma, kenapa?" Christy. Gadis tinggi itu bertanya. Nampak khawatir melihat sikap tak biasa gadis cantik yang di panggilnya mama itu.

"Oh dek? Nggak kok, cici nggak kenapa napa" yang ditanya menjawab sembari menarik anak gadis nya itu berdiri dan diarahkan duduk disebelahnya.

"Bener nggak apa apa? Jangan buat Toya khawatir" air muka tak bisa menyembunyikan. Menimbulkan kekehan kecil dari yang tua. Sungguh salah satu sikap berlebihan yang mirip sekali seperti seseorang.

"Iya, dek. Cici nggak apa apa. Cici cuma nunggu pesan Ci Shani aja. Dari tadi nggak ada kabar sama sekali" jawab Gracia menjelaskan kerisauannya. Tak ada niat menutupi dari anak gadisnya itu. "Kalau dia ketinggalan pesawat gimana, dek?"

Kembali matanya menatap layar ponsel yang tetap menghitam sedari tadi. Menunjukkan tak ada notifikasi sama sekali karena layarnya tak akan mendapatkan notifikasi apapun kecuali dari Shani.

Melayangkan memory beberapa saat yang lalu. Pengumuman teater sementara yang di jadwalkan oleh JOT. Jelas mengagetkan semua member termasuk sang ketua baru. Gracia.

Perasaan mereka bercampur aduk. Tapi tak menepis rasa excited yang menggebu-gebu untuk segera melakukan.

Sedikit khawatir saat mendengar nya, Gracia reflek menatap Shani yang saat itu ada bersama mereka. Senyuman diberikan untuknya. Tanpa suara gadis itu berucap padanya:

'Aku juga ikut'

Senyum mengembang. Gracia akan selalu merasa aman jika ada Shani disekitarnya.

Bersyukur dia karena itu. Shani masih bisa menemani dan berada di sekitarnya meskipun bukanlah member lagi.

Itu kenapa. Sekarang dan saat ini. Harusnya gadis itu berada di mana Gracia berada sekarang bersama yang lain. BANDARA.

Tapi dimana dia sekarang? Batang hidung pun tak terlihat di ujung mata. Semua pesan bahkan panggilan Gracia tak di gubris sama sekali.

Bagaimana dia tak akan resah jika begini?

Reflek menggigit kembali kuku jarinya. Menggoyangkan kaki yang masih tersilang tak berirama.

Christy yang melihat menarik tangan gadis itu. Jangan sampai Gracia melukai dirinya sendiri. "Ci Shani udah dateng dari tadi, Ci. Sebelum cici datang malahan" dielus nya punggung tangannya.

Melebarkan telinga,  kembali Gracia menatap Christy untuk memperjelas ucapannya. Mungkin tadi dia yang salah dengar.

"Ci Shani udah dateng, Ci. Dari tadi" gadis muda itu mengulang. Mengerti arti tatapannya. "Ci Shani lagi di toilet nemenin ka Gita. Ka Gita lagi sakit perut" lanjutnya menjelaskan. Tak ingin Bundanya itu terkena amukan gadis bergingsul disebelahnya.

Hela berat berhembus kemudian. Mata memejam mencoba menetralkan emosi. Bagaimana bisa Shani tak mengabari dirinya sama sekali soal ini?

Apa dia cuma angin lalu yang tak penting?

After GraduationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang