35. My Sereia

3.8K 85 24
                                    

Mengikuti sang ayah berlayar mengarungi lautan, untuk memasuki sebuah pulau terlarang di mana pulau itu di kenal dengan sebutan pulau siren. Beberapa orang mengatakan siapapun yang memasuki pulau terlarang itu, tidak akan bisa kembali. Dan, tentu saja Mingyu tidak percaya tentang adanya pulau terlarang dan adanya bangsa siren di dunia nyata, namun ambisi ayahnya yang begitu yakin akan keberadaan bangsa siren membuat Mingyu menjadi cukup penasaran dan ingin membuktikan itu dengan ikut berlayar bersama ayahnya dan di temani beberapa awak kapal.

"Ayah, bukankah kita sudah lama mengarungi lautan? Ayah, ayolah pulau terlarang itu tidak ada itu tak lebih hanyalah sebuah cerita legenda. Tidak ada siren di dunia nyata, bukankah akan jauh lebih baik kalau kita kembali menuju pelabuhan?. "

Mingyu menjelaskan, sementara itu sang ayah masih terlihat sibuk mengamati lautan menggunakan teropongnya. Mingyu mendengus kesal.

"Ayah, kau mendengarkan ku?. "

"Kallias, ada apa denganmu? Kau sudah mengoceh sejak beberapa jam yang lalu, kita sudah hampir mendekati pulau itu dan kau meminta agar ayah memutar balik kapal dan kembali ke pelabuhan?. "

"Ya! Karena menurutku tidak ada pul_____. "

"Kau ingin kembali? Ayah akan menuruti kemauanmu, mengembalikan mu ke pelabuhan. "

Mata Mingyu mengerjap, bibirnya tersenyum. Ini memang keinginannya, kembali ke pelabuhan utama lalu pergi pulang.

"Sungguh? Ayah akan mengantarkan ku kembali?. "

"Ayah yang akan mengantarmu? Siapa bilang seperti itu? Kallias, kalau kau ingin kembali ke pelabuhan kembalilah sendiri tanpa merepotkan ayah beserta awak kapal. Kau bisa pulang dengan menggunakan perahu kecil, bagaimana?. "

Mingyu cemberut.

"Ayah, ayah ingin menjadikanku sebagai santapan beberapa hiu? Ayah lupa, ini lautan lepas!. "

"Kalau kau tidak ingin menjadi santapan hiu, setidaknya jangan mengacau perjalanan. Lebih baik kau masuk ke dalam kapal, dan istirahat!. "

"Ugh! Aku muak. "

Mingyu terlihat mendengus kesal lalu memilih masuk ke dalam kamarnya, ayahnya benar-benar mengesalkan.

"Pak, anakmu benar-benar cerewet. "

"Ya, dia memang seperti itu. Sikap ibunya 99% menurun padanya. Itulah mengapa beberapa hari lalu aku melarangnya ikut berlayar, dia hanya akan mengacau. "

Pria itu hanya terkekeh, sementara Taemin kembali mengamati lautan menggunakan teropong.

Malam sudah tiba, Mingyu bisa merasakan angin kencang menyentuh kulit cokelatnya. Mingyu masih berdiri di luar, menatap lautan di malam hari. Pria itu mengabaikan desiran angin, dia hanya terlihat menatap ke bawah kapal.

Mata Mingyu membuat, saat dia mendengar nyanyian indah. Mingyu bisa melihat di bawah kapalnya ada sesuatu yang mendekat, Mingyu semakin menatap lekat ke bawah kapal memastikan kalau itu bukan monster atau yang lainnya.

Nyanyian itu semakin terdengar, hal itu mengundang kedatangan Won Taemin. Siren, itu adalah nyanyian bangsa siren.

"KALLIAS!!. "

Suara Taemin menyadarkan Mingyu dari lamunannya, nyanyian siren itu membuat Mingyu terlena bahkan dia hampir saja turun kebawah lautan.

"A-ayah. "

"Siren! Nyanyian siren!. "

Taemin dan Mingyu bisa melihat siren itu keluar dari pedalaman air laut, ini seperti sebuah mimpi. Tapi ini kenyataan, siren benar-benar ada. Bahkan Mingyu yang tadinya meremehkan hal itu, kini sepenuhnya percaya kalau mitologi siren itu nyata adanya.

MINWON GS STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang