33. Just An Agreement

3.6K 92 12
                                    

"Aku pergi bekerja dulu ya?. "

Wonwoo terlihat berpamitan pada Seungcheol pria yang sudah menjadi suaminya selama hampir lima tahun lamanya, walaupun Seungcheol sekarang sudah tidak bisa melakukan apa-apa namun Wonwoo sama sekali tidak berniat meninggalkan pria tampan itu.

"Hati-hati di jalan, dan aku benar-benar minta maaf padamu. Karena ku kau jadi harus repot-repot bekerja setiap hari. Maaf, karena aku merepotkan mu selama hampir tiga tahun. Aku benar-benar suami yang tidak berguna. "

Wonwoo tersenyum kecil, dia terlihat menggenggam erat kedua tangan Seungcheol. Matanya itu terus menatap lembut ke arah Seungcheol.

"Kenapa harus meminta maaf? Seungcheol, kau seharusnya tidak mengatakan hal itu pada dirimu sendiri. Sungguh, aku sama sekali tidak merasa kerepotan. Kau itu suamiku, dan aku istrimu jadi apapun yang terjadi aku harus terus bersamamu. Cheol, kau berguna untukku hanya saja untuk saat ini kau sedang sakit. "

"Wonwoo, kenapa kau tidak mencari pria lain? Kau itu cantik, kau pantas mendapatkan pria yang bisa kau andalkan dalam hal apapun termasuk urusan ranjang. Aku benar-benar tidak keberatan kalau kau menggugat cerai diriku, aku merasa benar-benar tidak pantas untukmu karena aku lumpuh. "

"Kenapa? Memangnya kenapa? Apa selama ini aku pernah mengeluhkan soal itu? Ada apa denganmu? Kenapa kau berkata seakan-akan, aku ini wanita rendahan yang mudah sekali meninggalkan suaminya hanya untuk sebuah kesenangan semata? Penjelasanmu sedikit membuatku tersinggung, aku hanya kecewa karena kau mengatakan demi kian. "

Wonwoo menjelaskan, raut wajahnya terlihat datar hal itu membuat Seungcheol sedikit merasa tidak enak pada Wonwoo. Secara tidak sengaja dia mungkin melukai perasaan istri manisnya, Wonwoo terlihat bangkit dari duduknya dia menatap jam tangannya.

"Sudah hampir pukul tujuh, aku berangkat. "

"Wonwoo?. "

Mungkin sudah terhitung hampir dua tahun, Wonwoo mempertahankan pekerjaannya walaupun dia sedikit tidak nyaman karena bos nya sendiri. Kim Mingyu, pemilik perusahaan itu dia dengan santainya mengatakan mencintai Wonwoo. Bahkan Mingyu tak henti-hentinya selalu menganggu ketenangan Wonwoo, hal itu terkadang membuat Wonwoo ingin mengundurkan diri dari perusahaan hanya saja Wonwoo masih berpikir dua kali untuk keluar. Wonwoo sadar dia masih membutuhkan pekerjaan itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena Seungcheol tidak mungkin bisa bekerja dengan keadaan lumpuh.

Seperti sekarang ini, Wonwoo terlihat hanya diam di dalam ruangan Mingyu pria itu memanggilnya walaupun tidak ada urusan apapun.

"Jika tidak ada yang di bicarakan, bolehkah saya izin keluar?. "

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu, apa kau bodoh?. "

Wonwoo langsung menatap Mingyu.

"Anda mengatai saya bodoh?. "

"Ya, apa kau bodoh? Menolak pria sepertiku? Maksudku, aku tampan, aku pintar, dan aku kaya raya. Jadi alasan apa yang membuatmu selalu menolak ku? Bukankah uangku bisa membuatmu bahagia? Aku bisa memanjakanmu dengan semua yang ku miliki. "

Wonwoo terlihat tersenyum remeh, mata sipitnya itu terlihat menatap Mingyu tanpa rasa takut sedikitpun. Entahlah, rasanya Wonwoo benar-benar muak.

"Aku tau kau memiliki segalanya, tapi maaf kebahagiaanku tidak bisa di tukar dengan seluruh harta kekayaanmu. Itu karena, kebahagiaanku terletak pada suamiku dan kel_____. "

"Suamimu lumpuh, jadi bagaimana bisa dia membahagiakanmu? Wonwoo, suamimu bahkan terlihat lemah dan tidak berguna. Jad_____. "

Plakkkk....

MINWON GS STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang