"M-mas Wira, dia siapa?. "
"Joana?. "
"Aku kembali lagi Wira, I miss you my love, so much. "
Kedatangan Joana Jeonghan, masalalu Mingyu sempat menjadi badai di antara hubungan Mingyu dengan Wonwoo. Namun masalah itu mereda setelah Jeonghan kembali ke Jakarta malam itu juga, dan setelah berdebat selama beberapa hari meyakinkan Seungcheol akhirnya keluarga Wonwoo luluh.
Lalu keluarga Mingyu? Mereka masih menentang, ibu Mingyu dia tidak menyukai Wonwoo karena menurutnya Wonwoo itu wanita desa yang tidak punya masa depan ataupun pendidikan yang mapan dan sederajat dengan Mingyu. Ibu Wonwoo lebih mendukung hubungan Mingyu dengan Jeonghan, karena bagaimanapun Jeonghan sederajat dengan keluarga Mingyu dan sama-sama bekerja di bidang kedokteran.
Mingyu selalu berusaha meyakinkan ibunya, hingga pada akhirnya ibunya menyetujui pernikahan keduanya tentu saja dengan persyaratan. Walaupun sudah menikah dengan Mingyu, namun kehidupan Wonwoo masih kaku. Wonwoo tidak bisa merasa bebas, itu karena Wonwoo merasa bahwa dirinya hanya menumpang di rumah keluarga Mingyu.
.
.
.
.
"SAYA BEGINI, ITU KARENA KAMU NGGAK BISA KASIH SAYA ANAK!! NGERTI?!. "Mata Wonwoo terbuka lebar, tubuhnya penuh dengan keringat dingin. Mimpi itu terulang lagi, hal itu membuat Wonwoo semakin merasa ketakutan di setiap harinya. Pergerakan pelan Wonwoo, membuat Mingyu perlahan terbangun.
"Ningsih, kenapa? Kebangun?. "
"Lagi-lagi Ningsih mimpi hal-hal aneh mas, mimpi ini selalu berulang-ulang. Mas Wira selalu bilang, kalau Ningsih ndak bisa kasih keturunan. "
Mingyu terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia tersenyum hangat. Mingyu menepuk pelan pundak Wonwoo, mencoba menghibur istrinya.
"Ningsih, emangnya selama ini saya pernah nuntut kamu soal keturunan? Iya, oke kalau di bilang pengen punya anak semua laki-laki juga pasti pengen. Tapi, kalau tuhan belum ngasih anugerahnya buat keluarga kecil kita masa mas harus protes terus nyalahin kamu gitu? Saya nggak pernah kok nyalahin kamu, saya nikahin kamu karena memang saya tulus cinta sama kamu. Saya nggak perduli soal keturunan. "
Jelas Mingyu, dia terlihat berusaha menghibur Wonwoo agar istrinya itu tidak terus-menerus murung. Sudah lama Mingyu dan Wonwoo menikah, namun di kehidupan pernikahan mereka tak kunjung mendapatkan kabar kehamilan. Wonwoo selalu berdoa agar ia segera di titipkan keturunan, belum lagi mertuanya yang masih saja tidak suka dengan Wonwoo dan kerap menyindir kalau Wonwoo itu mandul.
"Ningsih tau mas Wira ndak keberatan soal itu, tapi ibuk mas. Ibuk mas Wira setiap hari selalu bilang kalau Ningsih ndak bisa hamil, ibuk juga bilang ndak lama mas Wira pasti gugat cerai Ningsih karena Ningsih ndak bisa kasih keturunan buat mas Wira. "
"Belum lagi ibuk selalu masih banding-bandingkan Ningsih dengan mbak Joana, mas Wira pernah kepikiran ndak kembali lagi sama mbak Joana? Kalau aja waktu itu mas Wira nikahnya sama mbak Joana, pasti beruntung banget kan? Selain punya istri cantik, berpendidikan tinggi, setara sama keluarga mas Wira. Mbak Joana juga pasti bisa kasih mas Wira keturunan, dan ndak bik______. "
Mingyu mengecup bibir Wonwoo, membuat wanita itu terdiam dan tidak melanjutkan cerita panjang lebarnya.
"Ningsih? Sampai kapan kamu terus-terusan bawa-bawa Joana di urusan keluarga kita? Emang selama ini saya pernah bilang menyesal nikah sama kamu? Kamu itu udah jadi pilihan saya, kamu istri saya masa depan saya. Tolong lah, kamu harusnya bisa ngertiin kemasannya. Joana cuma masalalu saya, kita udah nggak ada hubungan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
MINWON GS STORY [ON GOING]
CasualeWARNING❗ AREA 21+ 🔞 One shoot gs area Khusus dewasa Harap bijak memilih bacaan!