Menjadi seorang perawat di sebuah rumah sakit, itu adalah pekerjaan Wonwoo. Sudah hampir berjalan tujuh tahun Wonwoo berkerja sebagai perawat, entah perawat lansia, anak-anak, atau mungkin masih remaja.
"Selamat pagi suster Jeon. "
"Selamat pagi. "
Beberapa pasien rumah sakit terlihat memberikan sapaan untuk Wonwoo, bisa di bilang Wonwoo itu perawat yang baik hati beberapa orang begitu menyukainya. Selain sabar dalam bekerja, di sini Wonwoo juga begitu ramah senyum.
"Kemarin saya tidak melihat suster Jeon mengecek beberapa pasien di sini, kenapa?. "
"Ah, itu. Pak kemarin saya memang tidak di tugaskan mengecek beberapa pasien di sini, jadi karena itu saya tidak kemari. "
"Hem, begitu. Tapi suster Jeon, kalau bisa jangan berheti mengecek kesehatan kami. Sejujurnya, suster Boo itu sedikit galak dan juga cerewet. "
Pasien paruh baya itu terlihat berbisik, mendengar keluhan itu Wonwoo terkekeh geli. Iya, temannya Seungkwan itu memang sedikit galak dan cerewet tapi maksud Seungkwan baik itu di lakukan demi kebaikan pasien. Seungkwan hanya berusaha mengingatkan pasien yang membangkang, seperti dalam hal apa yang boleh di makan dan tidak boleh di makan, dan mungkin mengingatkan aturan minum obat. Ya, terkadang ada beberapa pasien lansia yang selalu mengabaikan meminum obat.
"Wonwoo, tolong cek kesehatan pasien ruang 387 dia benar-benar sulit di atur. Aku tidak kuat dengan sikap keras kepalanya itu, menyebalkan!. "
Seungkwan wanita berpipi chubby itu terlihat mengerucutkan bibirnya, dia masih kesal dengan sikap pasien kamar 387 itu.
"Ah, baiklah. Tolong gantikan pekerjaannku ini. "
"Baik. "
Wonwoo terlihat berlalu menuju kamar 387 itu, dia bisa melihat pria dengan postur tubuh tinggi berbaring di atas ranjangnya. Sepertinya pria itu habis kecelakaan, karena Wonwoo bisa melihat kepalanya yang masih terbalut kain perban.
"Pasien ruang 387, kau mau ke mana? Kembali berbaring, tubuhmu belum sepenuhnya membaik. "
"Aku mau pulang!. "
"Kau belum sehat!. "
"Aku bisa sehat tanpa di rawat di sini, jadi biarkan aku pulang!. "
"Pasien ruang 387, jangan membantah ini demi keseh____. "
"Namaku Mingyu! Panggil Mingyu. "
"A-ah, baiklah Mingyu. Kenapa kau ingin pulang, hem? Kau masih belum sepenuhnya pulih, jadi ayo kembali beristirahat. "
Mingyu berdecak kesal, namun setelahnya dia kembali berbaring di atas ranjang rumah sakit itu.
"Sudah minum obatnya?. "
"Menurutmu?. "
Wonwoo bisa melirik obat milik Mingyu masih utuh di samping di atas meja, bahkan sarapannya dan juga susunya.
"Astaga, kalau begitu ayo makan malam lalu minum obatnya dan istirahat. Kalau kau tidak mau makan, dan tidak minum obat bagaimana bisa tubuhmu kembali pulih huh?. "
"Kalau begitu temani aku makan. "
"Baiklah, aku akan menemanimu makan sampai selesai. "
"Kenapa hanya diam? Hei, tanganku sakit setidaknya suapi aku!. "
Wonwoo menghela nafas pelan, setelahnya dia tersenyum hangat dan merai mangkuk berisikan makan itu. Dengan penuh kesabaran, Wonwoo terlihat menyuapi Mingyu.
"Sudah selesai, sekarang minum obatnya lalu istirahat. "
"Temani aku istirahat, aku takut. "
"Takut? Apa yang harus di takutkan, tidak ada yang jahat di sini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
MINWON GS STORY [ON GOING]
RastgeleWARNING❗ AREA 21+ 🔞 One shoot gs area Khusus dewasa Harap bijak memilih bacaan!