|| 30. Rumor Has It ||

289 36 2
                                    

❗❗❗❗❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❗❗❗❗❗

BAGI PARA PEMBACA, MOHON BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

PART INI BERISI adegan SENSITIF
Darah, Kekerasan, dan Trauma

SEMUA ADEGAN DI CERITA INI BUKAN UNTUK DITIRU DAN DIPELAJARI. SEMUANYA TIDAK NYATA.

|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~

Artha meregangkan otot-otot lehernya yang terasa kaku sambil menghirup udara dingin. Matanya memandang tumpukkan salju putih yang semakin menebal.

Artha dengan bebasnya berkeliaran di area itu sesuka hatinya dan terlihat para penjaga bertubuh besar itu juga hanya diam di tempat mereka sambil menundukkan sedikit kepalanya saat Artha berjalan melewati mereka.

Artha terus berjalan menembus butiran salju yang berjatuhan. Tangannya mengambil sesuatu di sakunya, sebuah topi.

Kedua matanya mengamati tempat itu. Tempat yang penuh dengan kenangan buruk. Mengingat hidupnya itu membuat Artha terkekeh pelan, sungguh miris. Karena nasibnya dahulu sama seperti anak-anak di tempat ini.

Yang setiap harinya hanya ada rasa sakit.

DOOR!

Suara tembakan itu menyadarkannya, Artha menoleh ke samping saat mendengarkan suara tembakan dari arah kanan dan suara itu berhasil menarik perhatiannya.

Artha berjalan mendekati sumber suara, laki-laki itu terkekeh pelan saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Ada tiga orang, dua diantaranya merupakan petugas keamanan di tempat itu. Mereka berdua tengah menyeret seorang anak yang memakai pakaian kotor, noda darah yang bercampur dengan tanah hampir disetiap sudut pakaiannya.

"Menarik" Artha bergumam.

Satu tangannya bergerak kebelakang tubuhnya. Mengambil sebuah benda yang dia simpan disana.

Sebuah pistol.

Artha mengarahkannya ke salah satu dari ketiga orang tersebut. Tangannya yang lain terangkat untuk menerik pelatuknya.

DOOR!

Salah seorang dari mereka terkapar di tanah setelah Artha menembak tepat menganai kepala. Tentu saja mereka terkejut dan sontak melihat kebelakang. Dengan idak tahu dirinya seorang petugas keamanan itu menodongkan senjatanya ke arah Artha bersiap untuk menembaknya.

DOOR!

"AArghh!" Peluru berhasil menganai salah satu lututnya, membuat satu kakinya lumpuh sketika dan tertapak ke tanah.

Artha tertawa. Tawanya cukup terdengar lantang di tempat yang sepi itu. Suara tawa yang terdengar cukup menakutkan.

"TIDAK!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumor Has It Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang