|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~Di depan sebuah pagar bangunan sekolah yang megah seorang gadis menatap dari balik jendela mobil yang ditumpanginya. Dari tatapan matanya terlihat jelas bahwa gadis tersebut sangat merindukan tempat itu.
Hari ini adalah hari pertamanya kembali masuk ke sekolah, setelah sekitar satu tahun lamanya dia menghabiskan waktunya berdiam diri di rumah dan bolak balik pergi ke rumah sakit karena suatu hal.
Bagi kedua orang tuanya perlu banyak waktu dan kesabaran agar bisa membuat putri mereka kembali seperti sediakala.
Dia terlalu takut dengan dunia luar. Takut akan pandangan orang-orang. Dia hanya bisa terbuka kepada kedua orang tuanya dan itu pun juga membutuhkan waktu yang lama bagi dirinya untuk bisa menceritakan apa yang dialaminya pada saat itu.
Seperti itulah masa lalu. Beberapa orang ada yang lebih suka melupakan masa lalu dan ada juga yang masih suka mengingatnya kembali.
Kini gadis itu akan menjalani tahun ke-2 nya di sekolah yang baru setelah menjalani home schooling pada tahun pertamanya dan ini menjadi sebuah awal yang baru baginya. Untuk menata kehidupannya lagi.
"Keyla. Apa kau mendengar papa?" tanya Arka sang ayah.
Gadis bernama Keyla tersebut tersadar dari lamunannya, lalu menoleh pada sang ayah. "Maaf, bisa papa ulangi, Key tadi melamun" ucapnya di susul dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan giginya.
"Kau keliatannya masih belum siap. Kita bisa mencoba besok"
Keyla menggeleng tidak setuju. Sudah cukup kedua orang tuanya merasa cemas dan selalu direpotkan karena dirinya. Kali ini Keyla tidak mau lagi merepotkan kedua orang tuanya. Setidaknya untuk beberapa hal yang ia rasa masih bisa menanganinya sendiri.
Keyla menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Mungkin sudah saatnya baginya kembali membuka dirinya lagi. Sudah cukup dirinya tersiksa karena semua ketakutan yang menghantuinya sampai rasanya hampir gila. Keyla juga ingin kembali ke kehidupannya yang seperti dulu, kehidupan seperti kebanyakan remaja seusianya.
Keyla harus meyakinkan ayahnya, agar pria itu tidak terlalu cemas kepadanya. "Key baik-baik saja. Papa tidak perlu cemas, oke?" Keyla kembali tersenyum kepada Ayahnya.
Arka pun membalas senyuman Keyla dan mengusap puncak kepala putrinya. Keyla-nya sudah semakin dewasa sekarang, Arka hanya berharap kehidupan putri satu-satunya ini kedepannya akan lebih baik.
"Perlu papa temeni?" tawar Arka.
"Tidak perlu pa. Lebih baik papa bergegas berangkat, ini sudah hampir jam delapan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Has It
Mystery / ThrillerMengukir kupu-kupu adalah hobinya. Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya. 𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...