|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~"Baik. Akan kuhancurkan"
Artha mendorong beberapa kali pintu itu dengan tubuhnya hingga berhasil di buka. Kosong. Di lantai yang dingin itu tidak ada siapapun dan suara dering ponsel itu memang berasal dari dalam tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Keyla di dalam sana.
"Sialan. Kau mauencoba membodohiku rupanya?"
Artha mengambil benda milik gadis itu dan berjalan keluar dari sana dengan kemarahan memuncak. Saat di luar kakinya tidak sengaja menginjak air kotor.
Gedung ini sudah bertahun-tahun tidak di gunakan lagi. Artha tahu betul jika semua saluran air ke gedung ini juga sudah di putus. Merasa ada yang aneh, Artha menendang pintu toilet yang letaknya bersebalahan dengan tempat sebelumnya.
Pintu itu cukup kuat sampai membuatnya kesulitan.
"Kau pasti di dalamkan?"
"Berhenti bermain-main dan cepat buka pintunya"
Tidak kunjung mendapatkan jawaban Artha terus menendang pintu itu sampai akhirnya pintu itu berhasil terbuka. Betapa terkejutnya ia melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Keyla terbaring di sana dalam keadaan yang sangat buruk. Seluruh tubuhnya kotor dan basah karena air itu. Tubuh gadis itu meringkuk di dekat dinding dengan barang-barangnya yang berhamburan.
Artha segera menghampiri gadis itu. Meraih tubuhnya dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu. Keyla tidak sadarkan diri. Wajahnya juga penuh luka dan terdapat noda darah.
Artha menggeram. Melihat keadaan mainannya sekacau ini, ia bersumpah akan membunuh pelakunya dengan cara yang lebih kejam. Harusnya melihat tanda di lengan gadis itu sudah menjadi sebuah peringatan jika tidak ada satupun yang boleh mengusiknya selain dirinya. Tapi lihat betapa beraninya orang itu mengusik miliknya.
Artha menggendong tubuh Keyla dan membawa gadis itu keluar dari sana.
Sesampainya di apartement Artha segara membawa masuk gadis itu ke dalam but cup dan segera mengisinya dengan air.
Tangannya bergerak melepas jaket, kaos kaki, sepatu serta seragam gadis itu. Tangannya berhenti sesat karena entah kenapa yang ia lakukan terasa salah. Padahal biasanya ia melakukan apapun tanpa ragu dan untuk pertama kalinya ia merasa ragu.
Artha segera menuangkan sabun cukup banyak pada air hingga busa-busanya mengembang menutupi seluruh permukaan air. Setidaknya ini bisa membuat gadis itu lebih aman.
Artha beralih ke rambut gadis itu. Rambutnya berantakan dan banyak helain yang lepas saat Artha menyentuhnya. Artha semakin bertanya-tanya siapa pelakunya.
Dia rasa sudah cukup, Artha dengan ragu-ragu mengeluarkan gadis itu dari air dengan hati-hati. Matanya bergerak begitu saja melihat kearah lain untuk menghindari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Has It
Mystery / ThrillerMengukir kupu-kupu adalah hobinya. Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya. 𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...