|| 15. Rumor Has It ||

2.2K 213 9
                                    

|| Vote & Komen ||~●○●○●○●○~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~

Artha berada di dalam mobilnya bersama dengan Keyla. Mereka sudah berada di depan kediaman keluarga Wilson. Sebelum gadis itu keluar Artha ingin mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu.

"Ada banyak yang ingin ku tanyakan" ucap Artha.

"Apa?"

"Siapa yang menganganggumu dan kenapa mereka melakukan itu, jugaa.... " Artha menjeda sebentar ucapannya.

"... lupakan."

"Itu urusanku. Ku pikir tidak seharusnya aku melibatkan orang lain di dalamnya. Akan ku atasi ini sendiri." ucapnya.

"Benarkah? Bagaiamana caranya?" tanya Artha karena ia tahu bahwa gadis itu tidak akan mungkin bisa mengatasi hal itu sendirian.

"Mengatasinya? Sendiri? Bahkan saat mereka melakukan semua ini, kau hanya bisa diam saja bukan?"

"Lalu bagaimana bisa kau mengatasi semua itu hm?"

Keyla mengepalkan tangannya. Apa ia memang terlihat semenyedihkan itu di mata orang lain?

"Ya. Aku memang tidak bisa, karena aku lemah. Tapi setidaknya aku akan mencoba walaupun kemungkinannya akan tetap sia-sia" ucapnya terdengar marah.

Artha menatap gadis itu. Perhatiannya akhir-akhir ini benar-benar terfokus pada gadis itu sepenuhnya. Pertama saat ia melihat kalung yang sama dengan miliknya yang terpasang di leher gadis itu. Lalu semua yang ada pada gadis itu selalu berhasil membuatnya merasa penasaran dan tertarik untuk mencari tahu lebih jauh. Keyla benar-benar seperti magnet yang selalu bisa menariknya mendekat.

"Perlu kau ketahui. Aku akn selalu mendapatkan jawaban yang ku inginkan. Tidak dari mulutmu, ku dapatkan lewat mulut orang lain." ucap Artha menatap gadis itu.

Sungguh ia sangat ingin bisa lepas dan pergi menjauh dari Artha. Kehidupannya sebelum ada Artha sudah sangat berantakan. Sekarang ditambah dengan kedatangan laki-laki itu.

"Hidupku berantakan. Tidak ada satupun yang menarik dari itu semua, jadi kau tidak perlu untuk mencari tahu lebih jauh" Keyla mengatakan itu dengan suara yang terdengar seperti ingin menangis.

"Tapi jika kujawab semua pertanyaanmu, apa kau akan melepaskanku?" kali ini Keyla menatap dalam manik biru jernih itu yang juga tengah menatapnya.

Artha nampak tenang. Tidak ada pacaran emosi sedikit pun diwajah laki-laki itu. Namun berbeda dengan pikirannya, yang Keyla yakin tengah memikirkan semua hal dengan sangat hati-hati dan rapi.

"Tergantung dengan jawabanmu. Jika aku puas dengan jawaban yang kau buat, besar kemungkinan aku akan melepaskanmu" 

Keyla mengalihkan pandangannya dari Artha. "Baik. Tepati janjimu."

Rumor Has It Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang