|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~Artha masih belum menemui Meyra sampai hari ini. Karena apa lagi jika bukan karena gadis itu sendiri yang mencari masalah, yang dengan beraninya menyentuhnya tanpa izin.
Dari pada memikirkan Meyra akan lebih baik jika menemui seseorang yang sedang menunggunya di taman belakang sekolah.
Saat sampai di sana, gadis itu menoleh karena mendengar langkah kaki. Dia tidak tersenyum sama sekali, hanya sebatas melihat kearah Artha untuk beberapa saat sebelum kembali menatap kedua sepatu yang di pakainya.
Artha ikut duduk di samping gadis itu dengan menjaga sedikit jarak di antara mereka.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang ingin kau bagi denganku?"
Keyla bergumam. Sebelum mulai bercerita gadis itu menegakkan tubuhnya terlebih dahulu dan menarik nafasnya.
"Sepertinya saranmu waktu itu memang berguna untuku" ucap Keyla memandang lurus kedepan.
"Really?" Artha memutar sedikit tubuhnya menghadap ke arah gadis itu.
"Ya. Awalnya aku merasakan ketakutan itu lagi dalam diriku. Tetapi setelah aku diam dan menarik nafas. Lalu meyakinkan diriku sendiri, untuk tidak merasa takut"
"Dengan ajaibnya aku bisa melakukannya."
"Kau tau apa yang ku lakukan padanya setelahnya?" Keyla berbicara dengan wajah yang cerah, juga dengan sebuah senyuman. Terlihat begitu antusias untuk menceritakan apa yang terjadi kepada Artha.
"Apa?" Artha menatap dengan serius gadis itu.
"Aku mengatakan apa yang ingin ku katakan sejak dulu. Aku tidak percaya kata-kataku bisa membuatnya terkejut dan diam cukup lama."
"Sebelumnya dia tidak pernah diam. Dia akan melakukan tindakan apapun saat dia merasa terhina dan di rendahkan. Tapi kali ini dia diam dengan raut terkejutnya."
"Kau tau. Itu sangat lucu. Aku hampir saja tertawa, tapi kutahan" Keyla kini tertawa lepas karena mengingat momen di saat dia dan Meyra bertemu kemarin.
Artha dibuat terpesona oleh gadis itu. Untuk pertama kalinya Artha melihat gadis itu sebahagia ini saat bersama dengannya. Senyumannya, serta tawanya. Begitu tulus tanpa di buat-buat.
dan
Arghh! Sepertinya Artha mulai gila karena perasaan yang bergemuruh di dadanya.
Keyla, gadis itu. Artha menyukainya.
"Mau kuberi saran lagi?" tanyanya.
Keyla memutar tubuhnya menghadap Artha dengan mata berbinar. "Tentu saja."
"Akan kuberi contoh" Artha segera bangun dari duduknya. Beralih ke hadapan Keyla.
"Pertama kau berdiri dulu. Kita pindah ke tempat di sana" tunjuk Artha ke arah dinding bangunan tak jauh dari posisi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Has It
Mystery / ThrillerMengukir kupu-kupu adalah hobinya. Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya. 𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...