|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~"Kau siap?" bisik laki-laki pemilik rambut pirang yang berdiri di belakang Keyla, dengan kedua tangan yang berada di kedua bahu gadis itu. Menatap pantulan diri mereka di depan cermin.
Keyla merasa sedikit aneh dan tidak nyaman, dia seperti tidak melihat dirinya sendiri di pantulan cermin tersebut. Melainkan seperti melihat orang lain.
"Apa ini berlebihan?"
Artha menggelang pelan. Membungkukan tubuhnya sedikit untuk meletakkan dagunya di bahu Keyla. Kemudian tersenyum tipis.
"Tidak. Ini sungguh sempurna"
"Kau mengingat dan mempelajari apa yang ku katakan dengan baik bukan?" Keyla mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Artha.
"Kalau begitu tunjukkan padaku dengan sempurna dan jangan takut. Mengerti?"
"Ya" jawab Keyla.
Artha kembali menegakan tubuhnya dan menjauhkan tangannya dari pundak Keyla.
"Pertama kau harus bisa mengontrol ekspresimu, agar emosi dalam dirimu tidak terlihat jelas di wajahmu"
Keyla mendengarkan dengan sangat baik. Keyla mulai mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar, seketika itu pula ketakutan dan kegugupannya ikut lenyap.
Kedua mata itu menatap tajam dan terasa dingin seakan tidak kenal takut dan tidak memiliki emosi di dalamnya. Samar-samar Artha tersenyum melihat hal tersebut.
"Sempurna. Sekarang ayo berangkat dan tunjukkan pada gadis ular itu, bahwa kau sudah berubah."
~●○●○●○●○~
Kembali dengan kepalsuannya. Artha kini kembali bersama dengan Meyra. Tapi kali ini bukan EL. Melainkan Artha sendiri, itu dilakukannya karena ingin melihat sebuah pertunjukan yang akan sangat menarik hari ini. Sangat sayang jika di lewatkan begitu saja.
Tempat yang menjadi tujuan utamanya adalah kantin. Tempat di mana semua murid berkumpul di jam istirahat. Sangat cocok sekali untuk melakukan sebuah pertunjukan.
Meyra tetaplah Meyra. Gadis itu bersikap layaknya seorang wanita penggoda dengan wajah tidak tahu malunya. Membuat orang lain muak melihat wajahnya.
Mereka berdua duduk satu meja yang hanya diisi mereka berdua. Artha dan Meyra. Tentu saja tidak ada yang akan mau duduk bersama dua orang tersebut selama mereka memiliki akal sehat.
Tapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku kepada semua orang. Karena ada satu pengecualian untuk sekarang.
Seorang gadis dengan beraninya duduk di hadapan mereka. Membawa serta makan siang di tangannya.
Begitu suara nampan berketuk dengan meja membuat perhatian orang-orang berpusat kepadanya. Terutama sepasang mata dua orang di hadapannya.
"What?... Seriously bitch?" Meyra berucap. Ada raut keterkejutan di wajahnya saat Keyla datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Has It
Mystery / ThrillerMengukir kupu-kupu adalah hobinya. Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya. 𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...