Mengukir kupu-kupu adalah hobinya.
Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya.
𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|| Vote & Komen || ~●○●○●○●○~
"Kelihatannya rumor itu benar. Keyla hanya menjadi mainan Artha"
"Tentu saja. Menurutmu siapa yang mau dengan gadis murahan seperti dia"
"Hei. Kau lupa Meyra juga gadis murahan yang sering bermain dengan laki-laki"
"Aku tahu, tapi dia lebih baik dari pada bitch itu. Meyra mungkin sering bermain tetapi dia tidak pernah sampai tidur dengan para laki-laki yang dekat dengannya"
"Bitch itu, mungkin sudah sangat sering melakukannya. Aku tidak bisa membayangkan seberapa buruknya itu semua"
"Yaya. Tetap saja mereka berdua adalah bitch"
"Haha. Kedua bitch itu sekarang malah memperebutkan laki-laki psycho. Sangat luar biasa"
"Kau benar. Sungguh luar biasa"
Ketiga gadis itu tertawa setalah membicarakan topik yang sekarang menjadi pembicaraan hangat di sekolah.
Di balik dinding seseorang berdiri bersandar di sana. Menyembunyikan tubuhnya. Semua pembicaraan itu, semuanya terdengar sangat jelas. Orang yang tidak sengaja lewat pun bisa dengan jelas mendengar percakapan mereka.
Kedua tangan yang memegang buku itu bergetar. Deru nafasnya mulai terasa berat dan perlahan kedua matanya memerah juga berkaca-kaca.
Saat sepasang kaki terlihat berada di hadapannya. Sebuah pelukan hangat hadir di saat yang tepat. Tangisannyapun pecah. Walaupun tanpa suara, bahunya yang bergetar menujukan betapa besar rasa sakit yang ia rasakan.
"Mereka tahu apa tentangku?" lirihnya.
"Kenapa mereka sangat mudah sekali percaya?"
"dan kenapa kau datang?" pelukan itu sedikit melonggar saat kepalanya medongak ke atas untuk melihat wajah laki-laki itu.
"Karena kau membutuhkanku" jawab Artha.
Artha kembali mendekatkan tubuh Keyla ke dadanya. Memeluk gadis itu dengan erat dan mengusap belakang kepalanya dengan lembut "Karena itu aku datang"
Yang Keyla pikirkan...di saat seperti ini kenapa harus Artha? Kenapa di saat ia takut melakukan kontak fisik dengan laki-laki lain, justru dengan Artha untuk di beberapa waktu itu semua tidak berlaku? Kenapa harus Artha yang memberikan pelukan ini?
Kenapa harus Artha?
Merasa takut dengan laki-laki itu? Tentu saja. Karena Artha seorang pembunuh. Tetapi untuk beberapa saat ketakutan itu hilang. Bersama Artha kenapa terkadang membuatnya merasa aman?
"Bersabarlah sedikit lagi" ucap Artha dengan kedua tangan yang mengusap rambut dan punggung gadis itu.
Kedua matanya seperti berkilat merah menatap semua orang yang di sekitarnya dengan tajam. Seakan itu adalah sebuah isyarat agar mereka semua menutup mulut.