|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~Artha terus mencoba untuk memejamkan matanya agar segera tertidur. Berulang kali tubuhnya bergerak mencari posisi yang nyaman. Lagi dan lagi matanya kembali terbuka, tidak ada rasa kantuk yang ia rasakan. Laki-laki itu terlihat prutasi karena hal tersebut.
Sudah berbulan-bulan ia kesulitan untuk tidur. Mengonsumsi obat hanya akan membuat lidahnya pahit dan Artha sangat tidak menyukainya, itu pun sama sekali tidak membantunya. Akan tetapi jika tidur tanpa meminum obat itu ia hanya tidur selama dua jam tidak pernah bisa lebih dari itu. Terkadang itu membuat kepalanya berdenyut saat siang hari.
Karena prustasi, Artha mencoba untuk menghubungi seseorang. Yang ia harap bisa membantunya.
"Aku kesulitan tidur" ucapnya langsung kepada intinya.
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Mungkin jika kau ada disini, bisa membuatku mengantuk. Aku mau kau mengusap rambutku seperti hari itu" Artha berucap dengan wajah datar tanpa ekspresi dan tatapan mata yang kosong.
"Kau tau ini jam berapa?" kali ini nada suara gadis itu terdengar sedikit kesal.
Artha melirik pada jam. Sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Hanya untuk dua jam saja. Kau yang datang atau aku yang datang" Ancaman mungkin berhasil untuk membuat gadis itu menurut.
Setelah mengatakan itu ponselnya ia matikan. Artha yakin Keyla tidak akan berani menolak. Dalam beberapa menit mungkin gadis itu akan sampai. Ia berani jamin.
Ting!
Bel terdengar dari arah pintu masuk setelah lima belas menit berlalu.
Benar bukan. Artha yakin seratus persen itu adalah Keyla. Artha segera berjalan menuju pintu. Saat ia membuka pintu, seorang gadis yang memakai piama yang ditutupi oleh hoodie berdiri di hadapannya dengan wajah yang terlihat tidak bersahabat. Menatapnya dengan tatapan tajam.
Artha mempersilahkan gadis itu untuk masuk kedalam. Keyla berjalan melewati Artha dan di ekori oleh Artha dari belakang.
"Kau mau aku melakukan apa?" Keyla bertanya saat mereka berdua sudah berada di ruang tengah, dengan Artha yang berdiri dibelakangnya.
"Seperti yang kukatakan, kau mengusap rambutku seperti hari itu" Artha berjalan melewati Keyla untuk duduk di sofa nyaman miliknya.
"Baik. Di sini dan hanya selama dua jam" Keyla dengan cepat mengiyakan lalu duduk tak jauh dari tempat Artha.
Saat Artha berdiri lalu duduk di sebalah Keyla dengan jarak yang sangat dekat. Keyla secara tidak sadar menggeser posisinya lebih jauh dari Artha. Karena di kepalanya seakan ada alarm bahaya saat Artha mendekat.
Kening Artha terlihat mengerut samar. Sesaat setelahnya laki-laki itu malah terseyum kepada Keyla. Artha tidak ingin membuang waktunya, ia memposisikan dirinya berbaring dengan kepala yang ia rebahkan di pangkuan Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Has It
Misterio / SuspensoMengukir kupu-kupu adalah hobinya. Kupu-kupu dengan warna merah adalah kesukaannya. 𝗔𝗿𝘁𝗵𝗮 𝗩𝗼𝗹𝗸𝗲𝗿, laki-laki berambut seputih salju yang dikenal sangat misterius. Dia tidak memiliki rasa empati sedikitpun. Lalu muncul Rumor yang mengataka...