03

247 6 0
                                    

Disana deyna fokus bekerja, dan benar sajh ia bekerja dengan sangat baik. Ia langsung mengerti saat diajarkan

Hampir sudah 3 Minggu bekerja, ia menjadi kesayangan para karyawan. Apalagi deyna murah tersenyum

"Dek? Gimana kerja nya, susah gak?" Tanya Sarah, teman kerja deyna

Disana wajh deyna sedang galau, tapi ia kembali tersenyum. "Gak susah mbak " sahut deyna, dengan tersenyum

Disana Sarah meraih tangan deyna, "ya sudah, mbak pergi dulu" ucap Sarah, dengan pergi. dibalas anggukan oleh deyna

.

.

Saat itu deyna sudah saat nya pulang kembali ke rumah nya, deyna hanya membawa sebuah tas sajh. Karena memang tak berniat untuk menginap

"Mbak, aku naik bus" celetuk deyna, membuat Zahra yang sudah mengeluarkan mobilnya menghela nafas

"Naik ajh gak ush gituh deh!" Tegas Zahra, disana deyna pun naik.. padahal ia telah beli tiket bus yang harga nya hampir 200 ribu

.
.

Mereka sampai dijam 9 pagi, deyna merasa rumah nya berbeda. Karena banyak kendaraan terpakir

Bahkan hampir seluruh keluarga nya, memakai baju formal. Ia masuk ke dalam rumah dengan Zahra

"Assalamualaikum" ucap deyna, ia langsung duduk disamping ibunya

Sementara jika ditanya zahra kemana, ia diantar oleh Anayra. Duduk disampingnya Anayra, sebenarnya Zahra salfok dengan wajh Anayra yang serupa dengan deyna

Deyna melirik ke arah ibunya, ia tak bicara tapi tatapan nya seakan-akan bertanya. "Bu? Apah ini" bisik nya, dengan alis terangkat sebelah

"Tujuan kami kemari, ingin melamar putri bapak" ucap Daffa, pria berusia 50 thn

"Saya memiliki dua putri, yang masih belum menikah. Mana kah yang akan dilamar? " Ujar Gio,

"Putri kedua bapak" jawab Daffa, dengan cepat. Sementara anak nya masih setia diam

Daffa memilih anak kedua, karena ia tak mau pilih-pilih. Ia berpikir lebih baik anak kedua sajh, karena ia sendiri berpikir anak kedua mandiri cocok dengan anak ketiga

"Putri kedua saya yang disamping istri saya, nama nya lucian deyna. Umur nya masih 19 tahun " ucap gio, menjelaskan

"Lucian deyna, om Tante " ucap deyna, setia menundukkan kepalanya

"Ini anak ketiga saya, dia umur nya 25 tahun" ucap Daffa, dengan tersenyum

"Iqbal shakara azka" ucap Iqbal, ia masih menundukkan kepalanya

Disana rasanya kepala deyna amat pusing, ia tak mendengarkan omongan orang-orang. Ia hanya mengikuti arus sajh

Gus bucin itu milik deyna!! ||endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang