44

35 1 0
                                    

Tahun demi tahun berlalu, dengan cepatnya,, deyna semakin ikhlas melepaskan Iqbal. Perusahaan Iqbal berkembang pesat

Deyna mengembangkan nya dengan bantuan catatan dari iqbal, dan Vian sahabat Iqbal.

Meskipun sempat jatuh bangun, sempat gagal berkali-kali. Tapi deyna tak menyerah, ia berdoa dan berusaha dibantu Dewi dan azea

"Ummah! Kenapa kita ke kuburan?" Tanya Azka, anak itu berusia 8 thn

Sementara dayna dan ayna berusia 13 thn, dayna dan ayna. Sama-sama memakai burqa sama seperti deyna sang ibu

Kedua gadis itu ingin agar dirinya terjaga, sesuai pinta sang ayah. Bukan hanya itu mereka sangat berusaha dalam pelajaran apah pun

Deyna pun tegas membesarkan keduanya, meskipun terkadang ia menangis. Jika mendengar nama Iqbal

"Mau ke makam kekasih umma, ke makam lekaki kesayangan umma tau" jawab deyna, ia masih sering bercanda dengan ketiganya

"Bukannya lelaki kesayangan Ummah itu aku ya?" Tanya Azka, tak terima

Anak itu amat mirip dengan Iqbal, ia ceria. Tapi kedua kakak nya tegas tapi setengah nya bercanda,, heheheheh

Mereka pun sangat terbuka dengan ibunya, tak ada yang ditutupi kedua nya. Mereka pun jadi sandaran bagi sang ibu

"Enggak yah, kesayangan Ummah itu aku ayna!" Tegas ayna, dengan suara tegas nya

"Enggak kesayangan Ummah itu aku, kakak kalian!" Tegas dayna, dengan tegas

"Kalian semua kesayangan umma " ucap deyna, dengan tersenyum

"Ummah kesayangan kami dan Abi!" Ucap si kembar, dengan tersenyum

Saat itu mereka sampai di makam Iqbal, tak ada rumput. Dan bersih, karena sebulan sekali deyna kesini 3 kali. Dan jika ia rindu akan 5 kali sebulan

"Assalamu'alaikum ya ghali" ucap deyna, dengan suara parau

"Ummah kenapa kalau denger nama Abi, ummah nangis?" Tanya Azka, seraya mengusap batu nisan sang ayah

"Karena umma sayang Abi kalian, umma rindu dengan nya. Tapi belum saat nya umma ketemu Aby" jawab deyna

   dengan menaburkan bunga. Di ikuti ketiganya

"Kenapa belum ummah?" Tanya Azka, lagi

"Karena Abi sayang kalian, jadi gak bolehin umma tinggalin kalian. Umma juga gak tega, jika ninggalin kalian bertiga "

"..."

Azka terdiam sejenak, ia menangis mendengar penuturan sang ibu. Ia amat mencintai ibu nya

"Abi jahat bisa-bisa nya! ninggalin ummah sama kami!"

"Abi gak jahat, cuma tuhan sajh yang sudah rindu dengan abi. Sayang-sayang ku" tegas deyna

"Jika begituh, kapan kita ketemu Abi. Ummah?"

"Suatu saat nanti, kita bakal ketemu Abi. Abi kalian juga pasti nunggu ummah, dayna, ayna, dan Azka

Pasti Abi rindu kita..., Dan ia menunggu kita disana sayang" jelas deyna, dengan tersenyum

"Nah, ya ghali. Anak-anak mu udh kangen kamu... Nunggu kami yaa" batin deyna, dengan tersenyum

"Kami sayang Abi, sama ummah" ucap ketiganya, seraya memeluk ibu dan batu nisan Iqbal

Gus bucin itu milik deyna!! ||endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang