14

191 2 0
                                    

Dijam tiga malam mereka bangun sholat tahajud, setelah itu deyna melanjutkan tidur nya. Sementara Iqbal melanjutkan kegiatan nya

Meskipun deyna sudah diwanti-wanti, untuk tidak tidur lagi. Tapi malah tertidur pulas, membuat Iqbal tak tega membangun kan nya

.
.

"Kak, mau makan apah? Btw kamu beli stok makanan yaaaa? Cie perhatian banget siehhh" goda deyna, dengan mengakat-angkat alis nya naik turun

"Iya, biar kamu bisa masak. Ibu bilang masakan kamu kalau gak ke asinan, yah ke pedesan"celetuk Iqbal, membuat Deyna diam

Saat itu gadis itu hanya memasak mie serta telur goreng, dan menyediakan kerupuk sajh. Iqbal yang pulang dari masjid setelah sholat subuh pun bingung

"Dey?, bukan nya yang saya beli bukan hanya itu ya?" Tanya Iqbal, bingung

"Kan masakan aku kalau gak keasinan yah kepedesan, nah kalau mie instan kan bumbu nya pas. Aku gak bakalan salah, kalau telur tinggal pake garam doang, kerupuk tinggal goreng? Gak ada yang salah kan" sahut deyna, seraya memakan sarapannya

Disana Iqbal memakan nya, saat selesai makan Iqbal yang cuci. Karena memang kesepakatan mereka begituh

Jika Iqbal masak, deyna cuci bekas mereka. Dan sebaliknya pula begituh, dan jika deyna ngepel. Iqbal yang nyapu

Jika deyna haid, maka Iqbal yang mengerjakan segalanya. Kecuali nyuci tetap deyna, tapi yang jemur itu Iqbal

"Saya gak bermaksud begitu tadi pagi" lirih Iqbal, dengan sibuk menyuci piring mereka

"Begituh apah?, orang jelas banget kamu ngomong gituh" ujar deyna, ia sudah marah

"Karena saya hanya bicara jujur, seharusnya tadi saya tak bicara begituh!" Tegas Iqbal, tak mau kalah

"Yah kalau gak bicara gituh, mau bohong terus bilang gini pas aku masak 'ih masakan kamu enak banget deyna~~ sumpah enak banget'. Mau bicara gituh yah?" Ucap deyna, dengan memalingkan wajh nya

"Gak gitu juga---

"Udh napah ah!" Lirih deyna, dengan menghapus air matanya

Disana Iqbal membilas tangan nya, ia langsung memegang wajh deyna lembut. "Maaf, saya bukan nya sengaja bicara gituh" ucap Iqbal, dengan panik

"Imut dikit" batin deyna, dengan mata sibuk menangis

Huaaaaaaaaaa!

Tangis deyna semakin kencang, "kenapa lagi?" Tanya Iqbal, dengan tangan setia diwajah deyna

"Tangan kamu masih basah, pipi ku jadi bau sabun kak!" Jawab deyna, dengan tatapan sendu nya

"Ouh.. maaf, maaf saya gak sengaja" sahut Iqbal, seraya meniup pipi deyna pelan

Gus bucin itu milik deyna!! ||endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang