∆29

63 7 1
                                    

Enjoy Reading everyone

…_________________________________…
Yuk dukung cerita ini dengan
cara vote,comment dan share ke teman-teman kalian.Satu vote sangat berarti bagi sang penulis.
Jadilah pembaca bijak dan berilah komentar yang baik serta tak menebar kebencian satu sama lain- Vio
…_________________________________…

.
.
.
.
.


Malam semakin larut, namun yedam masih belum tidur juga. Dirinya masih termenung di kursi taman yang ada di depan rumah hyunsuk sendirian dengan tangan yang masih memegang kertas berisikan bahwa dirinya akan pergi ke Korea tak lama lagi. Yedam masih tidak membicarakan hal ini pada teman-temannya, karena ia takut. Takut jika teman-temannya tidak suka akan kabar itu, takut jika mereka menyepelekan hal itu.

"Gak baik ngelamun malem-malem disini dam," Yedam mengarahkan pandangannya ke arah suara itu. Ternyata itu jihoon. Jihoon tersenyum dan menghampiri yedam yang sedang duduk sendirian.

"Abang kapan pulang?" Tanya yedam,tepat setelah jihoon mendudukkan dirinya di kursi yang yedam duduki.

"Baru aja, tadi gue niatnya mau langsung masuk tapi gue ngeliat Lo lagi ngelamun, jadi deh gue nyamperin Lo dulu" Ujar jihoon dengan senyum mata sabitnya.

Yedam hanya mengangguk menanggapi jawaban dari jihoon. Ia kembali melihat kearah depan.

"Lo lagi ada masalah dam?" Yedam terdiam, "Kalau Lo butuh tempat cerita,gue bersedia kok"

Yedam tampak berpikir. Apakah dirinya harus menceritakan hal ini? Bagaimana reaksi jihoon nanti?. Namun, setelah mengumpulkan keberanian akhirnya yedam bercerita.

"Bang,"

"Hmm?"

"Gue... Dapet beasiswa ke Korea Selatan"

"Bagus dong!" Yedam terkejut dengan teriakan jihoon, dirinya terlalu senang sampai tidak bisa mengontrol nada bicaranya.

"Pelan-pelan kali bang, ntar tetangga bangun"Jihoon menutup mulutnya.

"Terus apa yang buat Lo sedih?" Tanya jihoon heran dengan sikap yedam, bukankah seharusnya yedam bergembira? Kenapa malah sedih? Aneh sekali, pikirnya.

"Belum ada yang tau bang kecuali Lo,"

"Kenapa? Kok gitu?"

"Gue pengen banget ngasih tau yang lain, tapi keadaan kayak gak mendukung bang"

Jihoon langsung paham dengan maksud yedam, "Ada yang berantem lagi?" Yedam mengangguk.

"Tadi keadaan dirumah Keos banget bang, bang Junkyu sama bang Jaehyuk berantem, ditambah haruto sama jeongwoo gak mau makan, bang hyunsuk juga marah besar tadi," yedam menundukkan kepalanya lesu. "Gue bingung bang, gimana cara ngasih tau mereka yah?"

Jihoon merangkul yedam, "Lo tenang aja, gue pasti bakal bantuin Lo" jihoon tersenyum.

"Beneran bang?" Jihoon mengangguk.

"Bener dong, sekarang Lo masuk ntar masuk angin loh"

"Okey bang" Yedam beranjak dari duduknya dan meninggalkan jihoon sendiri dibangku taman dengan perasaan yang sudah merasa lebih baik. Jihoon menatap kepergian yedam dengan senyuman di bibirnya.

Jihoon mengarahkan matanya keatas langit. Dirinya melihat ribuan bintang yang bersinar di atas sana. Sesekali dirinya menutup mata untuk merasakan semilir angin malam yang terasa menusuk ke dalam kulit.

URI Promise [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang