44. Penyamaran

156 20 8
                                    

Vlador.

Melalui Kota Harbour, Vlador dapat melihat sudah seberapa majunya peradaban manusia.

Kapal-kapal telah berkembang menjadi lebih besar dan terlihat kuat. Mungkin itu yang menyebabkan lebih banyak kapal yang terparkir di pelabuhan besar kota itu. Kapal-kapal yang datang dan pergi juga membawa cukup banyak orang dan barang logistik. Tidak mengherankan kerajaan Galvadea menjadi kaya raya sekarang. Kelihatannya raja mereka juga pintar berbisnis.

Melewati keramaian jalan, tidak banyak pasang mata yang meletakkan perhatian pada mereka hingga mereka tiba di depan sebuah penginapan yang berukuran lebih kecil dari penginapan lainnya. Dan seperti sebelumnya, penginapan itu memiliki kedai di lantai satu.

“Selamat datang,” Ucap pria pengurus penginapan.

“Kami ingin memesan kamar.” Ucap Vlador seraya mengeluarkan kantung koinnya.

“Malam ini kami hanya memiliki satu kamar tersisa.” Jelas pria itu.

“Itu tidak masalah.”

“Baiklah. Tolong tulis namamu di sini.” Pria itu menyodorkan buku tamu.

Merenung sejenak, Vlador menekan ujung pena di dalam kolom buku tersebut dan menuliskan sebuah nama: Dokter Garven De Lavez.

“Apa menu yang kalian miliki malam ini? Kami berencana makan malam di kedai.” Tanya Vlador seraya menggeser buku tamu itu kembali pada pemiliknya.

“Kami memiliki stew daging dan-“ Pengurus penginapan itu menghentikan kalimatnya saat ia membaca nama yang Vlador tuliskan di buku. “Dokter Garven?”

“Itu adalah namaku. Apa ada yang salah?” Tanya Vlador.

Pria itu menggeleng dan tersenyum lebar pada Vlador. “Yang salah adalah kau tidak mengatakan sejak awal bahwa kau adalah Dokter Garven. Namamu sering disebutkan di kota ini.”

Sedikit menyipitkan matanya, Vlador berusaha menyembunyikan senyuman saat pria itu menyodorkan kedua tangannya ke depan.

“Namaku Ferdinand Senov. Aku adalah pemilik penginapan ini.” Ucap pria itu. “Kau adalah Dokter Garven dari Panvilianz, benar?”

Menjabat tangan pria bernama Ferdinand itu, Vlador menjawab. “Itu benar. Aku bersama asisten sekaligus muridku, Victor Fernandez.”

“Kedatangan kalian adalah angin segar untuk Harbour, Dokter. Banyak orang telah menunggu-nunggu kedatanganmu.” Ucap Ferdinand seraya melepas tangan Vlador.

“Oh, aku tidak tahu namaku tersebar seluas itu di kota ini.” Sahut Vlador.

“Dan seperti rumornya, kau memang sangat rendah hati dibandingkan dokter-dokter lainnya. Mayor kami sempat berkata kau dan rombonganmu akan melewati kota ini untuk menyebrang ke destinasimu yang selanjutnya. Karena itu, orang-orang sakit di sini telah menanti-nantikan kedatanganmu.”

“Apakah di sini tidak ada dokter?” Tanya Vlador.

“Ada. Namun ada beberapa orang dengan penyakit yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati; Kau adalah harapan satu-satunya karena kau terkenal mampu mengobati sakit-sakit kronis. Selain itu, karena kota ini adalah kota pelabuhan, banyak orang sakit berasal dari berbagai kerajaan sehingga terdapat keterbatasan bahasa dengan dokter lokal. Kebanyakan dari orang-orang itu tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka karena sakit, sehingga mereka berharap padamu yang telah berkeliling ke berbagai negara dan sedikit banyak memahami beberapa bahasa.” Jelas Ferdinand.

Mengangguk tipis, Vlador melirik Triana yang juga tengah menatapnya dengan penuh arti. Ia tidak tahu pengaruh Dokter Garven sebesar itu. Ia sedang menyamar menjadi seseorang dengan tanggungjawab yang besar.

Dikutuk Bersama Tuan VampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang