31. Berita Besar

309 29 17
                                    

Vlador.

Matanya bergulir ke sekeliling. Cukup mengejutkan. Ia masih mengingat ketika dahulu dirinya menyamar untuk masuk ke dalam pesta manusia. Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menyadari bahwa ia adalah seorang vampir. Namun kini, kelihatannya para manusia telah hidup nyaman tanpa vampir terlalu lama sehingga tidak lagi memiliki kekhawatiran dan kecurigaan.

Beralih menatap tangannya, Vlador menyadari tangan kecil yang sedang ia genggam agak berkeringat, di malam yang dingin ini. Ia mengalihkan pandangannya pada wajah Triana dan mempertemukan pandangan mereka.

Kemudian Vlador memperlambat langkahnya hingga nyaris berhenti sebelum meraih tangan Triana yang satunya lagi dan menarik tubuh ringan itu mendekat.

Meletakkan wajahnya di samping telinga Triana, Vlador berbisik, “Wajahmu akan membuatku tertangkap. Ini satu-satunya kesempatan kita bicara.”

“Ma-maaf,” Ucap Triana, menarik kepalanya menjauh.

“Bergerak,” Perintah Vlador seraya menggerakkan kakinya ke samping dengan kedua tangan yang menggiring Triana untuk mengikuti gerakannya.

Musik terus mengalun, begitu pula dengan kedua kaki mereka yang terus melangkah dalam irama. Tidak seperti pasangan pedansa lain, Vlador dan Triana banyak melakukan gerakan mendekatkan tubuh.

Orang-orang mungkin melihat mereka sebagai pasangan yang serasi. Namun orang-orang itu tidak tahu ada perbincangan menegangkan yang mereka sembunyikan di dalam gerakan dansa dan senyum di bibir mereka.

“Apa kau sudah bicara dengan orangtuamu?” Tanya Vlador.

Triana menggeleng kecil seraya melangkah mundur dan berputar.

Mengeratkan rahang, Vlador menarik tangan gadis itu hingga tubuh mereka kembali bertemu. “Aku menyuruhmu untuk tidak bermain-main.”

“Aku tidak bermain-main.” Jawab Triana sebelum melenggang menjauh ke samping, dan kembali lagi. “Tidak bisa secepat itu. Mereka menyuruhku menunggu.”

Vlador melangkah mundur, lalu kembali maju. “Sebentar lagi tengah malam. Kau ingin melihat pernikahan kakakmu hancur?”

Triana menggeleng cepat. “Aku mohon…” ia melangkah mundur, berputar dan kembali lagi. “Aku sedang memikirkan cara untuk mempercepat ini. Beri sedikit lagi waktu.”

Mendecih merendahkan, Vlador merentangkan tangannya untuk memutar tubuh Triana. “Apa yang bisa aku harapkan darimu?”

Lalu Vlador mengedarkan pandangannya tanpa berhenti menari, hingga ia menangkap sosok yang ia cari. Dua pasang mata tengah menatapnya curiga, membuat sisi bibirnya menyungging.

“Kendalikan wajahmu.” Ucap Vlador pada Triana seraya menarik tangan gadis itu perlahan untuk menghentikan tarian mereka dan melangkah keluar dari area dansa.

“Hhh…” Suara terkesiap Triana terdengar tipis hingga Vlador meliriknya sekilas. Namun gadis itu segera mengendalikan wajahnya dengan kembali memasang keanggunan di sana. “Itu orangtuaku. Apa yang akan kau lakukan?”

“Ingatlah identitasku yang dikenal oleh manusia. Jangan bicara jika tidak ditanya.” Ucap Vlador tanpa menatap Triana.

Berhasil melewati pasangan-pasangan yang berlalu-lalang sambil menari, mereka tiba di hadapan Duke Stevanus dan Duchess Catherine yang masih memandangi mereka dengan kening mengkerut. Namun Vlador cukup percaya diri bahwa itu bukanlah sebuah ketidak sukaan.

Tanpa memudarkan senyumannya, Vlador menghentikan langkah dan menurunkan tangannya yang menopang tangan Triana.

“My Lord, My Lady,” Sapa Vlador sembari menundukkan kepalanya sekilas. “Namaku Dortan Vlad, putra bungsu dari keluarga Vlad, pengusaha tambang perak di Evgosvort. Aku adalah teman Lady Triana.”

Dikutuk Bersama Tuan VampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang