Chapter 2

3.9K 129 0
                                    

Suara seorang yang jatuh ke lantai terdengar. Kedua mata Nava terbuka lebar dirinya panik, langsung berlari menghampiri Fernando. Ia tanpa pikir panjang berteriak keras memanggil sekertaris Gery.

"Gery....Gery..." terus berteriak, berharap sekertaris Gery datang.

Sekertaris Gery yang sedang istirahat, mendengar teriakkan dari nona mudanya. Dirinya langsung ketempat teriakan itu berasal, alangkah terkejutnya saat ia melihat tuan mudanya sudah tergeletak di lantai.

"Nona, apa yang terjadi?" Gery panik setengah mati, ia khawatir akan keadaan tuan mudanya. Ia segera membaringkan tuan mudanya, ke kamar pribadi yang berada di ruang kerja Ceo.

Untungnya tuan mudanya hanyalah pingsan. Gery tentu saja takut jika terjadi sesuatu terhadap tuan mudanya. Ia pasti akan mendapatkan hukuman yang berat dari keluarga besar Qaisar.

Gery berpikir pasti ada penyebabnya, tidak mungkin tuan mudanya pingsan begitu saja. Kesehatan tubuh tuan mudanya sangatlah terjaga, pasti penyebab ialah percakapan yang terjadi antara tuan muda dan nonanya.

"Nona sebenarnya apa yang terjadi?" Sekertaris Gery bertanya lagi, untuk mencari tau hal yang telah terjadi.

"Aku hanya berucap, aku ingin bercerai dengannya," jawab Nava dengan enteng, dan masih ada raut bingung di wajahnya.

Gery merasa jantungnya sudah tidak aman lagi. Rasanya ia ingin sekali menghilang, sudah pasti nona mudanya akan mendapatkan masalah. Apakah nona mudanya tidak tahu bahwa hal yang paling ditakutkan oleh tuan mudanya, yaitu nona nya pergi meninggalkan tuan mudanya.

Sekretaris Gary tanpa berpikir panjang lagi langsung bertindak dengan membawa tuan mudanya ke rumah sakit. Karena ia khawatir akan kesehatan mental tuan mudanya sekarang.

Dirinya teringat peringatan dari tuan besar dan tuannya, akan penyakit mental yang di derita oleh tuan mudanya. Penyakit itu di sebabkan nona mudanya, yang menolak tuan muda saat masa SMP dulu. Ia segera memanggil bodyguard untuk membantunya membawa tuan mudanya ke Qaisar hospital.

Nava shock akan apa yang dilakukan sekretaris Gery, iya tidak menyangka hanya tiga kata yang dia ucapkan membuat Fernando seperti itu. Terlebih lagi yang membuat dia semakin terkejut, ialah raut panik yang sangat jelas di wajah sekertaris Gery.

Dirinya mulai merasakan perasaan aneh, padahal sudah jelas sekali Fernando selalu bersikap dingin kepadanya. Jadi mengapa respon Fernando seperti itu, saat ia meminta berpisah dengannya.

Apakah Fernando belum puas membalaskan dendam kepadanya, karena masalah yang dulu ia lakukan saat itu.

Nava terus melamun seakan ia masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Saat ia melihat sekeliling ruangan ternyata banyak sekali foto dirinya dari masa kecil hingga sekarang. Dirinya berusaha mencerna sebenarnya apa saja yang telah ia lewatkan.

Saat menyadari bahwa dia ditinggalkan oleh sekretaris Gery begitu saja. Nava langsung pergi dari Qaisar Company, tanpa ada niat untuk mencari kemana sekertaris Gery membawa pergi Fernando.

Dia hanya berpikir untuk menenangkan otaknya. Kepalanya terasa sangat pusing, mungkin ia membutuhkan hiburan sebentar. Sebelum menghadapi masalah yang telah ia buat.

•••••••••

Di ruangan serba putih dan terlihat mewah, seorang laki-laki yang terbaring di atas kasur perlahan-lahan membuka matanya.

Fernando memegang kepala nya dan mencerna apa yang sudah terjadi. Dirinya kemudian langsung terduduk di ranjang rumah sakit. Ia teringat akan ucapan Nava yang ingin bercerai.

Matanya melihat ke sekeliling mencari orang yang sangat ia cintai ternyata tidak ada. Suara Nava yang ingin bercerai dengannya terus berputar di kepalanya, layaknya video yang berulang-ulang.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang